Selasa, 15 Juni 2021

Puisi-Puisi Rusydi Zamzami

arsippenyairmadura.com, 19 Mar 2017
 
SEBELAH MATA
 
Seseorang sedang berdiri di tepi rel, ragu-ragu menunggu dengan sayup gemetar, melapangkan diri di antara derak kaki kereta. Ia bertahun mengukur jalan yang tanpa alamat, tanpa roti, tanpa arak; menghapus namanya dari mata manusia, dari pahit bahasa mereka. Ia senyapkan hatinya di pohonan, tiang listrik, grafiti dan tulisan lusuh di tembok, rumah bordil, gedung sekolah, pertokoan. Ia patahkan niatnya untuk hidup bahagia di masadatang, tersebab cintanya melulu bertepuk sebelah harapan.
 
Seseorang sedang berjalan di trotoar, memotret diri di tiang lalulintas, menyeberang ketika lampu hijau dan kendaraan melepas pelukan dan sepakat untuk saling meninggalkan. Ia membenci rumahnya yang hanya dihuni cericit tikus, celoteh cicak, sandal-sandal yang kehilangan salempang. Ia serahkan matanya kepada malam yang tanpa cahaya—yang penuh tipu daya, kepada kesepian yang terus mengulur tali putus asa. Ia mengutuk langkahnya, tersebab sepasang kakinya belum juga menemu teman cerita yang bertukar kisah di sampingnya, di sepanjang usia cinta.
 
Seseorang sedang menulis puisi, melihat hujan jatuh dan langit rapuh, merekam luka tanah dan kisah cinta manusia. Ia mendekap gelap yang tiarap di bumi, mencari alamat sepi ke selokan dan terowongan. Ia sembahkan dirinya kepada kata-kata yang tidak jelas nasib buruk dan baiknya, kepada pagar dan tanaman yang saling makan. Ia, mungkin adalah kau atau aku, seseorang yang selamanya mendekam di sebelah mata, hanya di  sebelah mata.
 
Kombung Barat, 2016.
 
 
 
MANGLI
 
Kau tidur, Putri? Kota ini
tumbuh dari 24 jam kecemasan para pedagang,
gaung kendaraan, raung kereta api: tanpa
alamat pergi dan kembali.
 
Kau nyenyak, Putri? Kota ini
telah merebut iman seseorang yang dibangun
salat malam, mengikatnya di warung kopi: alpa
kepada rumah dan anak-bini.
 
Kau tak hendak bangun, Putri? Kota ini
menolak segala yang ingin
bernama abadi: sunyi
dan puisi.
 
Jember, 2016.
 
 
 
ANJING MALAM
 
Awan itu tipis-tipis, barangkali,
seperti selaput dara seorang gadis. Dan tentu,
tak ada gerimis, apalagi
sajak melankolis.
 
Langit mekar, menuang cahaya
ke bumi yang belukar. Dan sepasang
ular saling lipat dan bertukar, merayakan bau malam
yang menyamar daging bakar.
 
Seekor anjing menyalak
bulan, menjilat kesenyapan
kandang, dan mencabik
anak-anak ayam.
 
Aku dengar jeritnya. Aku cium
lukanya. Aroma darah
mengalungi leherku, perlahan, mencekik
kesunyian imanku.
 
Kombung Barat, 2016.
 
 
 
AWAN JUABU
 
Aku mencintai awan itu, Ibu.
 
Kenapa, Bungsu?
 
Mula-mula ia
adalah selambai asap
dari rokok penyair,
dari batang terakhir.
 
Dan diayunkannya mataku antara pohon Sambi
ke Jati, ke lumbung ingatan masakanak
yang didengungkan burung
dan capung, selidi demi selidi.
 
Sungguh, Bungsu?
 
Di ladang jagung, ia mengitari
dan mengaduk pikiranku, kelabu
dan mencekam; membuka dekap geluduk
dan kilap yang rekat, menumpahkan petir
dari ribuan sajak yang tak memiliki bait
yang tepat. Dan jatuhlah larik-larik gerimis
yang tak menarik, tanpa logika dan bahasa
yang diagungkan.
 
Kau membual, Bungsu? Bikin pusing aku.
 
Tidak, Ibu, aku mencintai awan
itu. Tentu, dengan menjadi hujan
yang tidak hanya mengingatku
sebagai sekutil debu.
 
Kombung Barat, 2016.

Rusydi Zamzami, lahir dan besar di Sumenep, dari pasangan Misnal (alm) dan Mu’ienti. Alumni Yayasan AL-AMIN Ellak Daya Lenteng Sumenep Madura, Pondok Pesantren BUSTANUL ULUM Ellak Daya Lenteng Sumenep Madura, dan Pondok Pesantren ANNUQAYAH Guluk-guluk Sumenep Madura. Belajar sastra di komunitas Bengkel Puisi Annuqayah (BPA) dan Rumah Sastra Bersama (RSB) Guluk-guluk Sumenep Madura. Antologi bersama: Rumah Seribu Pintu (RSB, 2008), Annuqayah dalam Puisi 2008 (BPA, 2008), Manuskrip Pertama 2009 (BPA, 2009), Tinta Kehidupan (Tirta, 2010), Risalah yang Membumi (Cotot, 2011), Safar (RSB, 2011), Getir Maut yang Memburu (Rumah Kata Press, 2011), Suara-suara Rakyat Kecil—dengan nama Dendi R. Haryadi (Rayakultura, 2011), Di Sebuah Surau, Ada Mahar UntukMu (Gawangnya Berkarya, 2012), Menyirat Cinta Haqiqi (Insandi-Malaysia, 2012), Sinar Siddiq (Bahasa-Malaysia, 2012), Requiem bagi Rocker (Taman Budaya Jawa Tengah, 2012), Renjana (Lesehan Sastra Annuqayah [LSA], 2013), Aquarium & Delusi (Bebuku Publisher, 2016), Baju Baru untuk Puisi & Hal-hal yang Belum Kita Mengerti (Bebuku Publisher, 2016), Pasie Karam (Dewan Kesenian Aceh Barat, 2016), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (Nyoman Gunarsa Museum, 2016), Dari Negeri Poci 7: Negeri Awan (KKK, 2017). http://sastra-indonesia.com/2021/06/puisi-puisi-rusydi-zamzami/

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae