Sabtu, 12 Juni 2021

Puisi-Puisi Ahmad Syauqi Sumbawi

Kisah Hujan
 
pada kisah hujan
kubaca darah mengucur dari tubuh perawan
anyir, bersama nasib yang getir 
di altar puja, nyawa mengganti dupa
 
ya, maulana
apakah asal langit hidup manusia demikian pahit
darah tak juga basah
menambah kelam bongkah kerontang
 
ya, malik
kusimak gumpal awan di telapak tangan
bersama iradah, menetes pada khidmah tengadah
kuasa segala semesta
 
ya, ibrahim
kulihat rintik pada terik, derai menyemai
dari pengunungan mengalir, hijau pematang
palawija dan toga dalam tubuhnya
 
pada kisah hujan yang kaubawa
sebelum mereka pun sengit menerka langit
dan kau dalam kelana makrifah
membumikannya, ketika memanggil manusia
 
2019
 
 
 
Kisah Ampeldenta (1)
 
pergilah, restuku serta
ke negeri campa
 
dan kuda para utusan
berketekar membawa pesan
jejak tanah, basah menggambar cemas raut
menyeberang laut, ini lebih dari maut
 
brawijaya menyimak warna tanah
tak semerah darah dan batubata
tak kilau pedang dan mahkota
 
bukankah dari perang, merdeka pun kembang
sebuah bangsa bukan semata
berturut generasi negara mengikatnya
 
melihat dwarawati, dia teringat wajah pucat
tuak pucat, para bangsawan
muda, menukar matahari dengan bulan
cahaya sentir mempertegas bayang raksasa
seperti pagelaran wayang menuju usai, hampa
lalu negarakertagama, laiknya siang berkemas pindah 
 
hai, ali rahmat, riwayatmu seperti nasihat
tepat menyebut semua warna
tanah, dengan rongga dan pori-pori yang sama
tanah, asal kembali manusia
 
datanglah, restuku serta
kau di ampeldenta
 
2019
 
 
 
Kisah Ampeldenta (2)
      - mayang madu
 
dari laut, di pungkas badai
dipeluk maut, dia datang
berkendara talang dan cucut
 
pada kapal terhantam, karam
adalah ombak sunyi, sembunyi
dari kisah pantai yang pernah diurai
seperti kisah arwah menyebut manusia
 
dari laut, setelah kisah maut
menjadi kauniyah, dia tiba
bersama angin utara, mengusap wajah
 
pada jelak, mayang madu membaca
isyarat cinta, kemudian berkata
“bertiuplah, telah kudengar
ampeldenta, maka sebelum pantai
telah kurelakan manusia”
 
2019
 
 
 
Kisah Ampeldenta (3)
 
pada tanah rawa dan liar rumput di alur muara
genangan itu menyebut lima
menjadi bongkah saat kemarau 
sedang hujan menceritakan sungai
air menggantung, juga bening embun
 
pada mata dadu, kulihat hidup menyusut
menerka seperenam nasib di kecil kubus
sementara batik, berturut titik adalah lukisan
hidup manusia menyerta siklus hujan
 
pada bayi yang suci, kutatap hidup mengumbar
syahwat liar, laki-laki perempuan bertemu
dalam cinta, dalam lipat ganda ibadah
menunai kasih keluarga membenih bangsa
 
pada keruh tuak, kuterka hidup yang muram
tenggelam dalam racau kutukan, cinta
dalam serapah mengelak manusia
kesadaran wayang di tangan sang dalang
 
pada uap madat, kusimak hidup melayang
seperti layang dan kelam bayang-bayang
terputus manusia, wajahnya menguap dan lenyap
sebelum makrifah adalah mengenal wajah-wajah
 
pada kilau benda, kutangkap hidup yang dingin
disusup ingin, mengunci manusia dalam penjara
sedang kebebasan lahir dari rahim sedekah
di segala arah menasbihkan wajah yang sama
 
pada tanah rawa dan sungaimu, ampeldenta
sebelum lumpur, di sini air pernah membasuh
dan debu mengusap tubuh
demikian akrab menilai manusia
 
2019
 
 
 
Kisah Laut
 
menjumpa laut
dia menitipkan maut
 
apa dosa ini bayi,
kau pangkas dari dekap
diayun ombak, dia merujuk ayah
yang terusir mencecap getir
fitnah dari dosa pertama
anak manusia
 
di tepian laut,
sepanjang garis maut
sekardadu menjumpa keluarga
buih dan ombak seperti anak dan ayah
bersama pasir yang setia
melarung doa
 
2019
 
 
 
Tongkat di Arus Muara
 
ketika tongkat lepas, lokajaya merampas
bonang menangisi luput, semak cerabut 
seperti menandai kekasih yang lupa
jatuh seperti kisah anak manusia
 
pada hidup, kulihat akar menggeliat kecil
dipeluk tanah asal setelah berandal
menjaga tongkat yang tancap
di arus muara, melepas segala cinta  
 
karena cinta adalah lumut yang rambut
pada raga yang tanah, menanggal nama
dan ketika air mengisyaratkan sungai
hanya nafas yang menjadi tanda
 
2019
 
Ahmad Syauqi Sumbawi, sastrawan kelahiran Lamongan 28 April 1980. Menulis cerpen, puisi, novel, esai, kritik, dll. Sebagian karyanya dipublikasikan di media massa. Puisi-puisinya terkumpul dalam antologi: Dian Sastro For President; End of Trilogy (Insist, 2005), Malam Sastra Surabaya; MALSASA 2005 (FSB, 2005), Absurditas Rindu (2006), Khianat Waktu (DKL, 2006), Laki-Laki Tanpa Nama (DKL, 2007), Gemuruh Ruh (2007), Kabar Debu (DKL, 2008), Tabir Hujan (DKL, 2010), Darah di Bumi Syuhada (2013), Pesan Damai di Hari Jumat (2019), Menenun Rinai Hujan (2019). Dan beberapa cerpennya dapat dibaca pada kumpulan: Sepasang Bekicot Muda (Buku Laela, 2006), Bukit Kalam (DKL, 2015), Di Bawah Naungan Cahaya (Kemenag RI, 2016).

Sementara antologi tunggalnya: Tanpa Syahwat (Cerpen, 2006), Interlude di Remang Malam (Puisi, 2006), dan #2 (SastraNesia, Cerpen 2007). Novel-novelnya yang telah terbit: Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong (2007), Waktu; Di Pesisir Utara (2008), dan “9” (2020). Sedangkan bukunya dalam proses cetak ulang “#2,” dan Limapuluh (kumpulan puisi) segera hadir. Selain menulis, juga berkebun, dan mengelola Rumah Semesta Hikmah, dengan kajian dibidang sastra, agama dan budaya, di dusun Juwet, Doyomulyo, Kembangbahu, Lamongan. http://sastra-indonesia.com/2021/06/puisi-puisi-ahmad-syauqi-sumbawi-4/

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae