SERAT SESAJI SUCI
(Ubo Rampe Sesaji Suci)
Bab I SANGKAN
I. BANYU SUCI WINADAHAN KENDI
(Air suci dalam kendi)
Duk arikala
Jagad masih awang uwung
Tidak ada apa apa..
Tak ada apa apapun yang hidup
Dalam heningan agung.
Kosong..
Suwung..
Yang ada hanya Dia
Dalam kegaibannya yang gaib.
Hununung
Hanining
Haninung
Hanya dia yg mampu menceritakannya sendiri
Laksana air dalam kendi..
disinilah sabda bermula..
II. MORI CEMENG
(Kain Hitam)
Awalnya
gaib yang abadi.
Bertahta dalam dirinya sendiri
Dalam kekosongan agung
Berpendar bulir cahaya
Penghulunya semesta
Seketika terang tanpa ada yg melihatnya..
Selain dia sendiri.
Lalu getaran suara.
Belum pula bermula aksara.
Hanya suara sabda pertama.
Jadilah...
Terhampar ruang...
Berbalut waktu...
Terbentang jagad raya
Berdenyut unsur kemurnian
Angni bayu tirta bantala
Membeku jadi
debu debu
Udara udara
Api api
Angin angin
Warna warna
Bentuk bentuk
Pola pola
Tekstur tekstur.
Serat serat
Kulit kulit
Telinga telinga
Mata mata
Hidung hidung
Tangan tangan
Kalbu kalbu..
Berserak berputar
Menari
Bergoyang
Merayap
Merangkak
Berjalan
Menyelam
Terbang
Jatuh
mendaki lagi..
Menyatu..
Menjadi apa yg dikehendaki.
III. JANUR KUNING
Setiap kemulyaan
adalah milikku.
Aku bernama atas semua kumulyaan.
Tak terukur semua kebaikan
jadi kebesaran namaku.
Setiap keindahan
adalah punyaku..
Aku bernama atas semua keindahan
Tak terkira semua keindahan
Jadi keindahan namaku.
Setiap kesempurnaan
adalah milikku
Aku bernama atas semua kesempurnaan.
Tak tergambar kesempurnaanku
Jadilah sempurna nama namaku.
Setiap kuasa
adalah punyaku
Aku bernama atas segala kuasa.
Tak terperi semua kekuasaanku.
jadilah aku penguasa atas setiap kuasa.
Jadilah...
semua yang ada
menjadi namaku
Sebab
semua milik,milikku sendiri..
semua kuasa kuasaku sendiri.
Semua kemulyaan kemulyaanku sendiri.
Semua keindahan keindahanku sendiri.
Semua kesempurnaan kesempurnaanku sendiri.
Akulah Nur atas segala cahaya
Bersabda atas semua nama namaku.
Jadilah...
Maka jadi..
IV. DAMAR KAMBANG
Kemudian sabda berdaya
Cahaya kecil kecil berterbangan..
Laksana gemintang
Berpendar berputar
Ruh ruh
Hidupnya hidup
Hidup yg lestari
Mengambang diatas air.
Terang berbinar.
Memberi kehidupan.
Nyala satu pecah jadi sepuluh
Seratus,seribu,sejuta,milyar ,trilyunan
Tak lagi terhitung.
Mengembara dibelantara raya.
Menyu?ut rasa karsa.
Kehendak mencipta.
Hingga pupus.
Tumbang wadah yang merengkuhnya.
Hidup tetap hidup..
Mengembara menuju yang memberi hidup.
V. KUPAT LEPET
Aku bersabda
pada malaikat malaikat
akan kuciptakan kekasihku.
Yang akan mengatur bumi.
Sebab Bumi telah sempurna.
Telah pula kurajah dengan darah.
Kutumbali dengan tubuh Balujan Walujan
Bergetarlah hati para malaikat.
Selaksa gelisah menderanya.
berdukat dukat sangkal
Berkati kati kenangan luka.
Atas segala kerusakan
Atas darah...
Atas Sengsara..
Berdentam ragu.
Mengelegar halilintar.
Pecah semesta.
Dalam hiruk pikuk tanya.
tanyakan pada semesta...
Siapa yang mau kuambil darinya
Untuk kujadikan bahan baku kekasihku.
Kali ini tak ada yang beranjak.
Semua terpaku dalam ketakutan.
Sekali lagi semesta berguncang..
Tanyakan pada Bumi..
Apakah bersedia...
Bumi yang selalu menerima apapun.
kali ini pun bersedia diambil darinya.
Untuk di jadikan adonan mencipta manusia.
Aku ciptakan Adam tanpa bapak.
Sebab ia yang akan menjadi bapak dari semua manusia.
Aku ajarkan padanya semua nama nama.
Aku ciptakan Hawa tanpa ibu.
Sebab dia yang akan jadi ibu dari semua manusia.
Semesta bersujudlah padanya..atas perintahku.
Hingga saat yang kupastikan
Kau akan mengatur Bumi.
Aku tuliskan juga..
Segalah resahmu,
hasrat
dan syahwatmu
atas keabadian..
Kehendakmu untuk terus berdiam disurgaku.
Hingga lupa akan tujuan
Penciptaanmu.
Aku tuliskan juga..
takdir takdirmu.
Aku tahu
karena cintaku..
ku izinkan
kau berangkul duka berpeluk nestapa..
Sebab
untuk kembali padaku..
Kau harus jadi hambaku yang sempurna.
Demikianlah asal semua kisah bermula.
_______________
Deni Jazuli, dilahirkan di tlatah timur utara Jawa, tepatnya di pesisir Lamongan, 28 Januari 1980, hari senin pon dari rahim ibunya Hj. Chilmiyatin. Dididik oleh keluarga nelayan sederhana, yang masa kecilnya dihabiskan bermain di pinggir pantai, usia 12 tahun dititipkan mondok oleh bapaknya Haji Sa’roni di pesantren Maskumambang Dukun Gresik selama 6 tahun. Di samping mondok juga belajar pada pamannya Syaiful Hadi tentang dasar-dasar Kapitayan, sehingga di usia remaja sudah terbiasa melakukan samadi untuk memohon pepadang kepada Hyang Maha Suci, dikemudian hari ditekuninya di Padepokan Kawruh Sadulur Sejati dibawa penuntun spiritual bopo Saprowi Suryaatmaja.
Seusai tamat jenjang pendidikan Aliyah, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta 1999. Di kota pelajar inilah dia menggandrungi dunia kesenian dan kebudayaan, ditempah di Sanggar Nuun Fakultas Adab, dimana minat keseniannya mulai terarah. Mengikuti beberapa produksi teater Sanggar Nuun di antaranya : Study Pentas, tahun 2000. Berjalan di Persinggahan (Jogja-Surabaya-Malang) 2001. Detak Diharibaan (Jogja-Bandung-Jakarta) 2002. Tek Tok Lesung (Jogjakarta) 2004. Produksi Musik : Menggapai Cahaya Ilahi (Jogja), Islamic Art Colaborasi (Jogja), Selamat Datang Keresahan (Jogjakarta), Witir Selo Merapi (Jogjakarta-Pamekasan).
Setamat kuliah di Jogjakarta (2006), Menikah dengan gadis Parahiyangan dan menetap di Bandung, di sana aktif membantu istrinya (mantan istri) mengelolah sanggar seni tari Dewi Rengganis. Di tahun 2015, pulang kembali ke jawa, dan bekerja sebagai nelayan di pesisir pantura Lamongan, selama dua tahun lebih sempat fakum dari dunia kesenian, hanya berguru pada guru yang mengajarkan wirid, wifiq dan mendirikan Langgar Budaya Thibbul Qulub di Desa Campurejo, Gresik. Hingga suatu saat bertemu adik angkatan di sanggar Nuun Jogjakarta dan bersama berkarya di Sanggar Anak Laut (SAUT), kemudian ditunjuk untuk mendampingi Teater Ilat IAI TABAH Lamongan sebagai pendamping dan berproses hingga menelurkan karya Produksi Teater Mega Bukit (Lamongan-Gresik). Dewi Sekardadu, Bahterah Cahaya (Lamongan), dan bersama rekan-rekan seniman pantura Lamongan membidani lahirnya Rumah Budaya Pantura.
Awal perkenalan dengan teman-teman seniman Gresik yang tergabung dalam Komunitas KOTASEGER, membuatnya berproses di antaranya produksi Teater Risalah Tujuh Bukit (Gresik-Surabaya) yang merupakan hasil dialog kegelisahan yang diutarakannya di Warung kopi di pinggir pantai. Berproses juga dalam produksi teater Ngelmu Ngalip (Gresik). Sekarang dia tinggal di pesisir Lamongan bersama buah hatinya Ifeginia Tribuana Tungga Dewi, sebagai nelayan, berkesenian dan mendidik putrinya, sambil mengelola sanggar kecil di tlatah Ujung pangkah yang didirikannya bersama rekan seniman pesisir gresik, Sanggar Pasir namanya. Saat kini mencoba menulis dan mengumpulkan karya puisi dari putrinya, Kidung Angin dan Tarian ombak. Serat Sesaji Suci adalah antologi puisi yang sedang ditulisnya. Dan membantu putrinya menyelesaikan antologi puisi Canting si Penari.
Bermukim di Desa Weru Kecamatan Paciran Lamongan, juga di Sanggar Pasir dengan alamat Mulyosari, Banyuurip, Ujung Pangkah, Gresik Jawa Timur. WA: 081370532378 Fb: Deny Jazuly Youtube: Larung Sastra Budaya Pantura. Blogger Sanggar Pasir (denijazuli1@gmail). No Rekening : Deni jazuli SHI BRI 6300-01-005226-50-6
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar