Rabu, 30 Desember 2009

Puisi-Puisi Hasan Al Banna

http://jurnalnasional.com/
Gurindam Perpisahan
‘”kepada penyair-penyair perindu

apabila pulang kukata,
pergi kau kira.

kita bertolak dari dermaga yang sama,
dermaga abjad yang terluka.

tatkala beranjak padamu,
berdiam bagiku.

aku kau berarung pada laut yang tiada berbeda,
laut kata-kata.

jikalau datang kaubilang,
hilang kuhidang.

kau aku terombang pada badai yang senama,
badai kalimat yang bergelora.

manakala gaib kausaji,
wujud kuberi.

aku kau terkapar pada karang yang tiada berlainan,
karang bait yang berkenan.

ketika pergi padaku,
tinggal bagimu.

kau aku tenggelam pada kedalaman yang serupa,
kedalaman makna.

apabila rumah kauduga,
kelana kusangka.

kita tersungkur pada palung yang satu,
palung rindu.

Jambi-Medan, 2008



Perkara Tubuh dan Bayang

perkara pertama:
tatkala tubuh dan bayang menolak di belakang
siapa yang pantas berdiri di depan

tergantung cahaya
sepihak mata atau sekutu tengkuk

perkara kedua:
manalah tubuh ada di kanan
kalau cahaya menoleh dari kiri

jangan harap bayang pulang ke kiri
sebelum cahaya pergi ke kanan

perkara ketiga:
panjang mana tubuh ketimbang bayang
sejauh cahaya memilih derajat ketinggian

tak usah tubuh dan bayang takut pendek
segegas cahaya terbit di kepala atau di kaki

cari perkara:
jika tubuh atau bayang tak di depan tak di belakang
di kiri tiada di kanan alpa

serahkan saja
pada keserongan cahaya.

Jakarta, 2009



Yang Digunjing dan Penggunjing
Berbalas Gurindam

yang digunjing:

mengapa kepada sehadap gajah matamu buta,
kepada sejauh semut matamu menyala.

manakala gajah kausangka tiada,
tersebutlah kau rabun benda.

tatkala semut kau kata titik yang mengada-ngada,
mengapa yang tiada kausebut nyata.

penggunjing:

gajah di depan mata seonggok bayi cuma,
semut di sebalik sana sewujud raksasa.

apabila gajah kausimpul besar senantiasa,
terbilanglah kau dangkal akal dan rasa.

ketika semut kauanggap berdiam dalam lobang saja,
mengapa dengan mudah ia membangun istana.

Medan, 2008



Kunci Pintu

heit, lidahku tak pandai berdusta,
hanya bisa bilang jangan atau sila.

kuasaku tak sampai pada titah,
hanya berdiam pada pasrah.

tapi jangan pernah membentak,
karena aku ciut tak.

pula percuma menghiba,
sebab aku tiada penenggang rasa.

jika hendak jadi penakluk,
mengapa kau cuma mampu mengetuk.

jika berani mengaku menantu,
mengapa kau tak gandeng anakku.

ah, lihai benar kau menyuguh rayu,
untung aku tak tertipu.

mahir juga kau menukar rupa,
untung aku bukan pelupa.

sungguh, tiada aku penentu musti,
kecuali karena pesuruh hati.

sumpah, tiada aku pengingkar janji,
kecuali karena linggis pencuri.

Medan, 2008



Engsel Pintu

andai kau kata diriku semacam kupu-kupu,
tak lah terbang menjadi keahlianku.

sayapku kaku tapi tidak hatiku,
hinggapku satu namun tak mudah kau temu.

jangan kau kira aku makhluk pemalu,
aku hanya sepintal ingin yang semu.

jangan nobatkan aku sebagai tubuh yang malang,
sebab aku tak pernah menggapai hilang.

jikalau aku kuak sepasang lengan,
tiada hendak menagih sebuah pelukan.

jikalau aku tengah berpangku tangan,
tak lah hendak bermalas-malasan.

andai deru napasku sehiruk parau,
bukan karena bertolak dari dada yang risau.

andai biru napasku sewujud bening,
bukan karena mataku sedang berpicing.

Medan, 2008



Lelaki di Depan Selimut

mengapa meringkuk di depan selimut
jika di belakangnya kau boleh leha

dari depan selimut kembaraku bermula
melacak kekasih ke ceruk tidur
sebab tiada tercumbu ia
selain di bilik mimpi

katakan, sepisah apa kau
dari gadismu?

sebuah kejauhan tidak semata tunduk
pada sengketa angka
bukankah hati yang berpaling
adalah jarak yang sukar untuk ditempuh?

khianat selalu mengasah kebencian
ia tidak butuh kau!

tapi kebencian bukan ibu mandul
yang tak mampu mengandung janin rindu
ah, mengapa kebencian senantiasa diremas
dilantingkan ke jantung selokan

beranjaklah dari depan selimut
pulanglah ke belakangnya

aku pilih tegak di depan selimut
karena berlari di belakangnya
serupa mendekam di penjara
di balik rambut kekasih yang menjelma jeruji!

Jakarta, 2009

1 komentar:

why_da mengatakan...

keren....
thx dah berbagi puisi

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae