Rabu, 16 September 2009

Puisi-Puisi Yuswan Taufiq

http://www.sastra-indonesia.com/
http://www.facebook.com/mbahYuswan
“mendulang sesyair”

Jika merajang sesyair puisi pertanyakan berjawaban
Semestinya ditengok langkah sehidup menggenggam bekalan
Jika melerai sesyair bersebrangan pertanyakan searah tujuan
Semestinya ditengok latar sehidup mengurai riak adaban

Tangan jangkau pikir mengulah hati merekah?
Atau akal menggigil rasa melengah pedang pun menjengah?
Adakah tertanya lubuk menyirat menggaduh kecamuk memucuk?
Atau hanya searah ingin dimaksud merujuk peluk semabuk?

Air pun memancar melenggok semua arah melantun alam
Menggenggam bumi memetak tanah menebar semi membuncah polah
Pun membecek hati meluap samudera mengamuk sepanjang kelam
Masih dipersoalkan dulangan sajak kepakan kalap angin menggubah?

Jika Dia hanya pentas cenderung terasi dan mengakuNya
Di mana onggokan sampah romantisme gila mencari pemilikNya!
. . .

Semestinya lagi direlakan tangan sesyair menjulur menggerayang alam!

jul09′08, sby



“sudut tua Surabaya kini”

Potret tua itu
Hingga gambaranmu kini
Melayang kenang terjejak haru
Tersisa isak tergerus nadi

Kokoh anggunmu menepi
Sombong jaman menyeruak sontak
Melayar cadar terkandas basi
Tertera dera terlecut keranda

Tatapmu goyah cendawan yang kau singgahi
Sepagimu sesak menahan remuk bergemuruh
Pijakmu terserak roda melengas kau terburai
Sesenja mengiba merebak kisah berkeluh

Lalu sayu senyummu menyapaku oleng
Selaksa halilintar mencekam kau gamang

Perlahan pasti…
Sampai kapan kuat bertahan?

may05′08, sby



“hadirmu”

Ku tersundut dalam riang
Menata sunyi lukisan sebaris mayang
Hingga remang kau menyisip
: sesaji lalu, yang mengetuk pintu ; ku mati

Ku tergugah sepenuh diam
Selibat sayu antara rayu terperam
Hingga lenggang kau coba kunci mata
batin yang melata
: selarik kenang, yang memeluk hening ; ku jaga

Sayup meronta berdesir letih
Tepis gurat rajah seraut buih
Lalu sapa kau hembus menerpa
dahaga ku yang jelaga
Hingga lambai pun melingkar luap
: selayang angan, yang mengiang kerjap ; ku kais

. . .

Kini ku genggam dian, disela hitam-putih berkejaran
bersulur, menangkup serpih-serpih
: sampai nanti, luka ku bersyair selembut pagi ; dirimu

jan17′09, sby



“TakSadar tergugukTersadar”

Sebodoh aku-an aku tupai meloncat
Sejatuh berdebam mengais-ngais akhirnya

Tak sadar kata ku melompat menampar
Tertutup kisi-kisi menyalak sesumbar

Tersadar saat ku di batas yang ambang
Terguguk tercenung kerisauan terkenang

Seolah kutuk seisi alam mengarahku
Bergetar geragap telah lukai sepanduku

Jika palu godam seberat hati semesta berayun
Selayak kias itu melabrak menjambak ku disayat

Berpongah mengurung terlena mencabik-cabik
Sungguh senja ku berbalut tawa cadas mengusik

Andai racun ku terlontar tak sudi-mu berbagi penawar
Karna harga sumbang tak mungkin terbayar
Maka hunjaman tajam ini
adalah tera bagi telisik ku memetik dawai senar

may22′08, sby



“tampar jelagaku”

Kuduk menelikung, bongkok merajuk-rajuk rusuk
Huuu, tak bosan berenang, hulu batur setia ditarik-tarik
Diri ditunjuk-tunjuk, terlepaslah piaraan punguk
Mbok ya terbang saja, mengintai lantas menukik

Lho, hanya mengerik seperti jangkrik?
Krik-krik-krik! Krik!
Cuma parkir, disambi menjaja kripik

Weleh-weleh, kok gak kapok-kapok!
Sudah, sudahi berpeluk tepuk!
Periuk sudah mau retak tuh
dipanggang menerus tanpa lauk pauk

Sesekali, seterusnyalah!
Nyalakan obor, sulut jalan menganga di depan
Minyak sudah penuh, bahkan sampai luber
: silahkan ditiriskan

Hmm..

Kata, membuka selangka, raup setatap matamata
Kaki, langkah membentang cakra, menjerat bening
Mata, meliuk kusyuk, menyengat paruh belantara
Batin, kosa menyemat pekat, menyimpul nadi beling

Karuan meremang jelaga, menina bobok, meremas-remas belaka
Tinggal telaga, melebah rambah, mencecap utas-utas niaga

Terbanglah terbang!
Tak perlu merayap-rayap, menjuling, menjinjing, apalagi memaling
Hanya menilik, memantik, mengutak-atik, menjalin benang keling
: pucat pasi hanya sejenak, bias-bias beranda kan jejaki kunang

jul19′08, sby



“hasrat terkalut mimpi”

Sejajak serupa pautan membelenggu kala
Terderak meringkik menyambut kelopak bala
Terburai mengacak serabut tarik tali pedati
Sebeku kutub hati tertekuk rajakan petian kaji

Semudah itu insan memaku diri dalam hasrat
Takkan pudar jejaknya meluntur dalam lautan masa
Setia melentur ikuti gerak nadi naungi jiwa sepi
Seusia hayat kan menuntun arah panggilan diri

Begitu nyenyak bertabur mimpi memasung hari
Takkan usai hingga tabir mimpi tergambar pasti

Adakah terbersit tanya kala senja jiwa berkabut?
Takkan mudah terurai segala tajuk terlanjur kusut
Seakan gayung bersambut semakin membusa tersaput kalut
Semesta hamba tak henti saling carut berebut marut

Hanya satu harap yang tertutup hijap kelam kabut
Yang senantiasa hanya pajangan di dinding kalbu
Hanya terucap bagi pemanis kata tertinggal makna
Seakan terlepas resah dalam kias membuminya bias

Seberkas harap dari jiwa-jiwa terlunta tanya
Senantiasa mencari keteduhan Sang Kala tuk akhiri semua

may13′08, sby



“meredam ngiang”

Sarat melekat erat di kalbu menjingkat-jingkat!
Hingga sembilu tergugah gundah menyemat rekat!

Menyenjang, ku terawang kata beradu jenjang
Meremang paruh berparut, merunutmu tikam rajang
Sekilas majas berutas talas, menggigil ku terpahat penat
Tak sadar cadar berujar, mengguman cawanmu bersekat pekat

Tak tertembus, andai kelebatnya meradang panggang
Berkarat, andai sejengkal pun tak jua melekang gamang

Sudut ku terenggut, mengais pahit terekam manis
Memucuk punguk, mencecar mahar terperam perih
Semburat, sungguh mahkotamu telah beruban sinis
Mengoyak, menyalak dan melabrak pedih!
. . .

Ahh, biarlah masa itu lintang pukang merajuk-rajuk
Ku tak peduli lagi wajah usang hari-hari semasyuk!

Usai sudah gelap itu kangkangi kuduk meruntuk!

nov21′08, sby



“berarak diri(Nya)”

Di mana engkau si kelana kalam?
Ahh, rupanya sedang mencengkerama senja
Tak habiskah penatmu membasuh kaki langit?
Wah, juga serupa itu senja engkau kini

Kapan hari, kulihat kaupahat pagi?
Hingga kukira sepagi itu dirimu terpatri?
Siang mendaki pun, tak ubahnya sepuja terik!

Lantas bagaimana kujumpa sebenar dirimu?
Kau jawab, tanyalah mereka tlah merangkaikanku

Hahahaha, malang rupanya mereka lacur bersahut hasut
Ya! Lantas, kau pertaruh di mana mukamu itu?

Lalu kulepas kau tenggelam ke dasar malam
Katamu,tanyalah pada-Nya, ada padamu kan?

may19′08, sby



“jejaK gundah”

Merebak menangis menangkis
menghunjam menata menampik

Senja apa yang kunaung kini?
Mengkikis mencabik mengurai

Tercerabut tak daya
semesta merambah mengiba

Ku terdiam kenang
Mencoba angan ke depan
Mengikat selibat kalang
Andai ku mampu bertahan

Akan kah ini kan ku akhiri?
Hanya tanya tak mampu ku jawab

Sayang, beribu umpama melebah jalan
Tak satu pun mampu menghalang
Hingga gemanya mengembara
dalam linang berpeluh kesah

Biarlah ini kan ku tanam
dalam dendang memanjat malam

Mengais malang berebut gundah
memanjat doa mendayu-dayu

may26′08, sby



“terhuyung apung”

Kutuk meruntuk, sepah menyerapah
Langkah menjengah, rapuh melepuh
Polah meranggas, akal beringas
Sanak menanjak, ranahku memanas

Teguh jatuh, rantas tertumpas hempas
Lemah bernanah, parah bersusah-susah
Keranda siap meminang perang
Tendang kanan tangkap kiri tajuk menggelandang

Gelang bergulung mengapung sepayung
Runtang-runtung menanggung beliung

Clung clung, pulung-pulung meliuk mendayung
Pentung bersambut gayung mengurung huyung
Duyun-duyun memasung sungsang mengganyang
Tindak menandak kelebat bebat menggoyang

Du rung dung dung, aku terhuyung-huyung
Kesandung tudung payung bergulung-gulung
Terkuras emosi, melepuh meranggas beringas
Takkan habis hingga tuntas menandas batas

Semat-menyemat, jagat menyengat kumat meruwat
Rehat merangkak, jinjing merinding memucat keramat

. . .

. . . belum habis umpat menjingkat kesumat!

jul13′08, sby

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae