Rabu, 09 Desember 2020

Puisi-Puisi Abidah El Khalieqy

INTA WAHDAH
 
Hauskah bukan iqlima memeluk Qabil
bukan pula Cleopatra
Aphrodite atau Zulaikha
 
Cukup sudah cinta!
 
Tak usai Hawa ngembara
menyelami airmata
pohon apa bakal tumbuh
jika Layla abadi koma
d barak kumuh dan luka
 
Wahai majnun di puncak resah!
 
Sudah kuhafal kata-kata bijak
huruf batu dari kaum botak
namun kosa kata cinta
baru ketemu kamusnya
saat matamu purnama
dan subuh menderu
memanggil ruh di tubuh
 
Dikaulah cuma, kidung dadali kuping tuliku
juga ombak yang timbul tenggelam
bagai iman samudra jiwaku
 
Dan malam menggelombang
karma bintang berjumpaan
di pangkuan kasih dan cinta
mendesirkan sukma
semilir jiwa
bukan budak atau tuan
jika ingin menakarku
kecuali mummi sedang menimbang
diri sendiri
 
Burung-burung terbang tinggi
menguntai tasbih
langit abadi
rindu rumah di syurga Rabi?ah
asing dan sunyi
 
2005
 
 
 
BIDADARI MENGANGKAT BUMI
 
Tuak dan candu, simpanan abad berdebu
jadi minuman permainan
negeri sembilu
 
Racun hitam memamah ribuan manusia
membawa pulau jadi oleng
kota-kota miring ke kiri
menguji perlawanan
dalam revolusi
 
Senapan lapuk dan jejak kaki harimau
menerkam kehidupan
mengunci pergelangan
saksi mati, alibi terbang
ke awag-awang
 
Dendang keparat di ruang gelap
hujan peluru dan batu
orang menghilang
ibu kota jadi hantu
rahasia mahkota dunia
mahaduka itu!
 
Darah merah darah putih tercecer lagi
bentangan selendang di tepi pantai
bidadari mengangkat bumi
ke pusat angkasa sunyi
 
Luap kecewa beratap ratap
hingga langit menebal awan
memilih nyanyi tafakur hari
di antara bumi
dan laut kematian
 
kursi pelaminan, singgasana adam dan hawa
dibangun para malaikat
di atas ombak tinggi samudra
tapi lelaki tak bisa melihatnya
dengan mata telanjang
apakah bumi tenggelam
atau terbang menghilang
 
Hanya satu yang sisa
menyimpan perempuan kutub cinta
di seberang laut tanpa cakrawala
dan jika pun tak sampai
ada pengganti esok hari
bertukar rasa abadi
dengan manusia tanpa nama
permata dalam lumpur kering
dan airmata
 
2005
 
 
 
KIDUNG SIMALAKAMA
 
Aku berdiri di bawah khuldi
saat senja menyamar
seperti iblis tanpa diundang
berbilah racun bersarung pedang
menusuk lambungku
di langit terang
 
Aku berdiri menangkar sunyi bumi
sendiri
menerbangi titik niskala
menyusupkan jiwa
ke puncak tahta
cahaya Cinta
 
Tak ada waktu membayang
merekah dan mengaku kalah
jengkal tanah selalu begitu
menghisap semua bunga
sekaligus putiknya
 
Hawa menembang lagu merdu
serupa kidung simalakama
 
2003
 
 
 
IBUKU MENDAKI BADAI
 
Ibuku melahirkan seribu raja
seribu maut memanah jantungnya
tak habis-habis semerbak mawar
di bibirnya
ditaburi seladang damba
terbangun di tengah doa
raja-raja bertahta dalam kuasa
memetik kuntum demi kuntum nirwana
merajalela dalam lapar dahaga
merampoki piala
wajah-wajah renta
 
Ibuku mendaki badai
membeli kelahiranku dengan maut
demi sepotong opera
diraja bermahkota
merajam kata cinta
 
Ibuku melahirkan seribu dukana
mendaki badai
sejak mula
tanpa akhirnya
 
2001
 
 
 
KUNANG KUNANG MENABUH REBANA
 
Di rimbun kesunyian bidadari meniti padang
bibirnya merekah penuh cinta
menguntai bunga tanjung
tak mengenal aksara
berkabung
 
Di rindang kesenyapan ayat purnama memancar
dari ladang dan hutan belukar
tersebar bau harum sajadah
nyanyikan kisah purba
 
Di pelukan masa kanakku
wajahmu ibu, membuka kelopak bunga
seribu lilin berjajar di langit
kunang kunang menabuh rebana
cinta pun menderai
membuka gerbang
pintu semesta
 
2000
 
Abidah El Khalieqy, penyair, novelis, dan cerpenis, tinggal di Yogyakarta, dilahirkan di Jombang, Jawa Timur 1 Maret 1965. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga (Kini UIN). Setamat dari Madrasah Ibtidaiyah, melanjutkan sekolah ke Pesantren Putri Modern PERSIS, Bangil, Pasuruan. Di Pesantren, mulai belajar menulis puisi dan cerpen dengan menggunakan nama samaran, Idasmara Prameswari, Ida Arek Ronopati, atau Ida Bani Kadir. Peroleh ijazah persamaan dari Madrasah Aliyah Muhammadiyah, Klaten. Bakatnya menulis dibuktikan menjuarai Lomba Penulisan Puisi Remaja Se-Jawa Tengah (1984). Aktif di Forum Pengadilan Puisi Yogyakarta (1987-1988), Kelompok Diskusi Perempuan Internasional (KDPI) Yogyakarta (1988-1989), dan menjadi peserta pertemuan APWLD (Asia Pasific Forum on Women,  Law And Development) 1988.
 
Karya-karyanya berupa puisi, novel, dan cerpen dipublikasikan di berbagai media masa lokal maupun nasional: The Jakarta Post, Jurnal Ulumul Quran, Majalah Horizon, Republika, Media Indonesia, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Jawa Post, dll. Dikumpulkan di berbagai buku antologi (bersama): Kitab Sastra Indonesia, Angkatan Sastra 2000, Wanita Pengarang Indonesia, ASEANO: An Antologi of Poems Shoustheast Asia, Album Cyber Indonesia (Australia), Selendang Pelangi (antologi perempuan penyair Indonesia), Para Pembisik, Dokumen Jibril (antologi cerpen), Nyanyian Cinta (antologi cerpen santri pilihan), Mikraj Odyssey (antologi cerpen), dll. Selain itu, sejumlah puisi dan cerpennya juga terpublikasikan di beberapa antologi bersama: Sembilu, Pagelaran, Embun Tajjali, Ambang dan Perempuan Bermulut Api (2009).
 
Di samping memiliki kemampuan menulis, juga pembaca puisi yang baik. Membaca karya-karyanya (puisi) di Taman Ismail Marzuki (1994 dan 2000), di sekretariat ASEAN (1998), di Konferensi Perempuan Islam Se Asia-Fasifik dan Timur Tengah (1999), di acara  Internasional Literary Biennale (2007). Mewakili Indonesia di ASEAN Writers Conferenc/Workshop Poetry di Manila, Philipina (1995), menjadi pendamping Bengkel Kerja Penulisan Kreatif MASTERA (Majlis Sastra Asia Tenggara, 1997), mengikuti Program SBSB (Sastrawan Bicara Siswa Bertanya) di berbagai SMU di kota besar Indonesia (2000-2005) yang diprakarsai Taufiq Ismail, menjadi pemakalah di Pertemuan Sastrawan Melayu-Nusantara (2005), dan mengikuti Dialog tentang Sastra, Agama dan Perempuan bersama Camillia Gibs di Kedutaan Kanada (2007).

Penghargaan yang pernah diperoleh: Penghargaan Seni dari Pemerintah DIY (1998), pemenang Lomba Penulisan Novel, diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (2003), dinobatkan sebagai salah satu tokoh muda “Anak Zaman Menerobos Batas” versi Majalah Syir’ah (2004). Dan buku-bukunya yang sudah terbit berupa novel: Ibuku Laut Berkobar (1987), Menari di Atas Gunting (2001), Atas Singgasana (2002), Genijora (2004), Mahabbah Rindu (2007), dan Nirzona (2008). Yang berupa antologi cerpen dalam bentuk draft, berjudul Jalan Ke Sorga (2007) dan The Heavens Gulf (2008). http://sastra-indonesia.com/2009/02/puisi-puisi-abidah-el-khalieqy/

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae