Munculnya senyum di timur
Bersimponi lantunkan puisi
Kata-kata tak hanya terarak dari buku-buku
Tapi dari larikan-larikan mega
Di atas sumbingnya fajar
Munculnya senyum di timur
Bersimponi lantunkan puisi
Dari langkah-langkah petualang
Di bening air mata
Dan di bilik-bilik kalbu
Munculnya senyum di timur
Bersimponi lantunkan puisi
Iringi mekar bunga melati
Di tudung cahaya mentari
Munculnya senyum di timur
Bersimponi lantunkan puisi
Di serat waktu menepi
Lidah gemetar menyebutmu puisi
Nganjuk, 01-03-2004
ILALANG, ADA APA DI SANA *
Wahai ilalang yang tumbuh di belukar,
kenapa kau diam?
Termenung ataukah berdo’a!
Hingga sunyi di cakrawala
Kemana koar mu yang dulu kudengar
Seperti binar Ken Dedes dari Polowijen,
juga diamnya Helen dari Troya
Wahai ilalang yang tumbuh di belukar
Mengapa tak kau angkat mukamu
Menatap langit-langit kalbu,
adakah sembilu di jantungmu
Wahai ilalang yang tumbuh di belukar
Rentangkan sayap rajawalimu,
terbanglah lewati hampar galaksi
tembus pintu surga,
lihat ada apa di sana?
Adakah sungai susu mengalir
dan bidadari yang menari menyanyi di taman firdaus?
Ya ada apa di sana lalu kabari aku.
Nganjuk, 07-01-2004
__________
* Dari Buku Sekumpulan Puisi "Jangan Menangis Kekasihku" Karya ARS Ilalang, KSII 2005
DIALOG PEMULUNG KEPADA WALIKOTA
(Untuk Yakh)
bapak wali kota yang terhormat
aku ingin kau bangun balai kota yang megah
yang tak berpagar dan tak berpenjaga
agar aku dapat menyapamu tiap hari
tanpa protokol dan birokrasi
tanpa harus melapor dan ditanyai
aku dari mana, dengan nama siapa, dengan keperluan apa
dan apa pula pekerjaanku
aku memang pakai sepatu walau butut dan sobek diujung jempolnya
aku tak pernah pakai dasi tapi aku selalu pakai topi
untuk kurangi sengat matahari dan hujan di siang hari
bapak wali kota yang terhormat
aku ingin kau bangun juga taman di depan balai kota
untuk mempercantik dan memperindah kota
tempat bermain dan bersantai warga atau rakyatmu
bukan untuk menutupi kebohongan, kebobrokan dan keculasan
yang kau ciptakan yang berbau busuk menyengat
bapak wali kota yang terhormat
aku adalah warga kota yang tinggal dipinggiran kota
di pinggir-pinggir kali
bapak wali kota yang terhormat
aku bukan aparat ataupun orang keparat
aku bukan penjilat ataupun penjahat
aku bukan politisi ataupun tukang intimidasi
tapi aku warga kotamu yang tak ingin melihat
balai kota jadi istana keramat berpagar besi seperti bui
bapak wali kota yang terhormat
aku dan keluargaku hidup cukup walau sangat sederhana
walau rumahku berdinding kerdus dan gedek
walau tanpa mobil dan telepon genggam
walau aku tak punya safari, jas dan dasi
karena aku tak mau mencuri apalagi korupsi
aku pemulung pinggir kali
dan inilah suaraku seorang pemulung pinggir kali
Malang-Nganjuk, 22-09-2003 – 07-01-2004
JELANG SUBUH
aku bercinta disisa waktu menjelang subuh
mengalir air mata memakna seribu bulan
tanpa setubuhan jasadjasad mengitar percintaan panjang
sampai subuh berkumandang
Malang, 07 Juni 2005
MENANGKUP ATAPATAP
ngeh itu memintal menjadi
merambah menangkup atapatap
matapun tak kuasa menatap
pintalnya menali nuranidemikian hati mengingini
sepuing rahasia mengungkaptanpa suara lirih meratap
menjadi tetestetes embun pagi
menggumam tunggui datang siang
mengiring matahari melaras kidungan
dan ngeh itu menari melanglang
hati tak ingini hilang
ngeh itu terlalu menawan
hingga nyata bayang-bayang hilang
Malang, 07 Juni 2005
PADA SETANGKUP DAUN
pada setangkup daun
menangkup tangan-tangan anak kecil
menari tak mencicil
menggiring nada mengalun
pada setangkup daunlembut bergoyang memanggil
menyebar aroma terasa memanggil
ikut bergoyang teralunmata terikat pikat
terlenguh tak kuasa
menjumputi daun seikat
gerahnya merapatrapat
merapatkan berani meleluasa
hingga terhenti lambatlambat
Malang, 07 Juni 2005
JANGAN LUKIS AKU DI ATAS AIR
Jangan lukis aku di atas air
Tapi lukis aku di puisimu
Seperti sungai di kanvas bumi
Dan kamu kulukis di atas rahasia
Nganjuk, 02-03-2004
SELAMAT PAGI JUGA
selamat pagi juga untuk kaum petani hingga siang mengantar peluhnya tumbuhkan bulir-bulir padi untuk mengisi meja saji perjamuan para nabi. selamat pagi juga untuk pemulung pinggir kali mengais mimpi dari jejak-jejak lari mencangklong kembo berharap nyata mimpi. selamat pagi juga untuk para pengelola birokrasi menari di tumpukan dasi yang rapi tertata dalam laci mencuci diri untuk lari
12 Sep 2005
CATATAN HUJAN (1)
ketika langit menyanyikan hujan. terlukis matahari tersenyum kemudian juga kidung burung mencandai mega-mega. tertinggal jejakjajak tapak menilas di genangnya. meluap rekah tanah beraroma mekar bunga. kupu-kupu menerawang esoknya.
ARS Ilalang , 12 Sep 2005
Agus R. Subagyo (A. Rego S. Ilalang), lahir 7 Oktober 1973, berlamat di Karangnongko, RT 03, RW 02, No. 03, Kelutan, Ngronggot, Nganjuk, Jawa Timur, 64395. HP: 081335583014, 085697541435. E-mail: rego_rumahilalang@yahoo.com Pendidikan: SDN Kelutan I, Kelas 1-5 (1980-1985), SDN Kelutan III, Kelas 6 (1985-1986), SMPN Prambon (1986-1989), SMAN 2 Nganjuk (1989-1992), Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang (1992-1996) DO. Semasa kuliah, nimbrung di Kavling 10 UAPKM, Fordimapelar, dan Teater Cowboy FPt-Unibraw. Penggagas berdirinya Teater Kaliptra FP, Teater Lempung FTP, dan Komunitas Teater Universitas Brawijaya (Kutub), Teater Gothick Alied, Laboratorium Pilar, Forum Penyair Muda Malang (FPMM). Sebagai Bintang Tamu Baca Puisi di Brawijaya Choir Festival di Samanta Krida Univ. Brawijaya (30 April 2011), dan Gitasurya Youth Concert HOPE AND FAITH UMM Kampus 2 Malang (26 April 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar