http://sastra-indonesia.com/
Sama Rasa dan Sama Rata
Sair inillah dari pendjara,
Waktoe kami baroe dihoekoemnja,
Di-Weltevreden tempat tinggalnja,
Doea belas boelan poenja lama,
Ini boekan sair Indie Weerbaar,
Sair mana jang bisa mengantar,
Dalam boei jang tidak sebentar,
Membikin hatinja orang gentar,
Kami bersair boekan krontjongan,
Seperti si orang pelantjongan,
Mondar mandir kebingoengan,
Jaitoe pemoeda Semarangan,
Doeloe kita soeka krontjongan,
Tetapi sekarang soeka terbangan,
Dalam S.I. Semarang jang aman,
Bergerak keras ebeng-ebengan.
Ini sair nama; “Sama rasa”
“Dan Sama rata” itoelah njata,
Tapi boekan sair bangsanja,
Jang menghela kami dipendjara.
Didalam pendjara tidak enak,
Tertjere dengan istri dan anak,
Koempoel maling dan perampok banjak,
Seperti bangsanja si pengampak.
Tapi dia djoega bangsa orang,
Seperti manoesia jang memegang,
Koeasa dan harta benda orang,
Dengan berlakoe jang tidak terang.
Ada perampoek aloer dan kasar,
Djoega perampok ketjil dan besar,
Bertopeng beschaving dan terpeladjar,
Dengan berlakoe jang tidak terang.
Dia itoelah sama perampoeknja,
Minta orang dengan lakoe paksa,
Tidak mengingat kebangsaannja,
Bangsa manoesia didoenia.
Hal ini baik kami koentjikan,
Lain hal jang kami bitjarakan,
Perkara jang mesti difahamkan,
Dan akhirnja kita melakoekan.
Banjak orang jang mengetahoei,
Doea kali kami kena doeri,
Artikel wetboek jang menakoeti,
Djoega panasnja seperti api.
Kakik kami soeda sama loekak,
Kena doeri jang koeintjak-intjak,
Djoega palang-palang jang koedoepak,
Soedah ada sedikit terboekak.
Haraplah soedarakoe di tendang,
Semoea barang jang malang-malang,
Soepaja kita berdjalan senang,
Ketempat kita jang amat terang.
Boeat sebentar kami berhenti,
Didjalan perempat tempat kami,
Merasakan ketjapaian diri,
Sambil melihati djalan ini.
Djangan takoet kami poetoes hasa,
Merasakan kotoran doenia,
Seperti anak jang beloem oesia,
Dan beloem bangoen dari tidoernja.
Kami sampe didjalan perempat,
Kami berdjalan terlaloe tjepat,
Temen kita jang berdjalan lambat,
Ketinggal misih djaoeh amat.
Kami berniat berdjalan teroes,
Tetapi kami berasa aoes,
Adapoen penharapan ta’ poetoes,
Kaloe perloe boleh sampe mampoes.
Djalan jang koetoedjoe amat panas,
Banjak doeri poen anginnja keras,
Tali-tali mesti kami tatas,
Palang-palang djoega kami papas,
Soepaja djalannja SAMA RATA,
Jang berdjalan poen SAMA me RASA,
Enak dan senang bersama-sama,
Ja’toe: “Sama rasa, sama rata.”
Sinar Djawa Rebo 10 April 1918 no. 81
Badjak Laoet
“Ha! ini tanah bagoes sekali,
Soedah tentoelah kita diami,
Djalan mana jang kita laloei,
Boeat merampas tanah ini!”
Begitoe berkata badjak laoet,
Melihat tanah toemboeh djoewawoet,
Jang bisa membikin kenjang peroet,
Dan bisa djoega membikin gendoet.
“Baik kita orang mendekati,
Poelo jang bagoes tertampak asri,
Berkenalan dengah orang boemi,
Dia oranglah jang mempoenjai”
Begitoelah kata kepalanja,
Badjak laoet bangsa jang doeraka,
Hendak mendekati ditepinja,
tanah jang penoeh harta doenia.
Badjak laoet poerak poerak dagang,
Barang makanan ditoekar oeang,
si Badjak Laoet merasa senang,
Dan timboel tabiat binatang.
Dia orang bikin hiroe hara,
Dia melakoekan dengan paksa,
Bertabiat seperti raksasa,
Pada orang jang tidak berdosa.
Toean tanah selaloe melawan
Dengan gagah dan keberanian,
Banjak badjak jang ditawan,
Diikat tali seperti chewan
Minta dame kepalanja badjak,
Dengan berdjandji jang enak enak,
Asal temannja tidak diroesak,
Ditendang dipoekoel atau didoepak.
Toean tanah djoega menoeroeti
Permintaannja dengan berdjandji,
Tiada boleh berlakoe kedji,
kepada semoea orang boemi.
Badjak, laoet poen soedah menoeroet
Berkata “baik” dan mangoet manggoet,
Bersanggoep tidak membikin kaloet,
Semoea prentah akan menoeroet.
Toean tanah poen soedah mendengar,
Dia poenja djandji jang keloear,
Dia diberi makan sekedar,
Oleh orang boemi jang ta’ besar,
Kamoe boleh berdiam disini,
“Kamoe menjadi sahabat kami”
Kata kepalanja orang boemi,
Jang dermawan lagi moerah hati,
Kepala disitoe menjiarkan,
Kepada orang jang di bawah kan,
Orang asing soedah diidinkan,
Bertempat tinggal didesa Bantan.
Semoea orang boemipoetera,
Menganggapnja seperti saudara,
Boleh berlakoe dengan merdika,
Tapi djangan membikin doeraka
“Disini banjak orang sabrang,
Mareka itoe sama berdagang,
Dia hidoep dengan kita senang,
Hidoep roekoen tidak dengan perang.”
Begitoe berkata toean tanah,
Pada badjak laoet jang menjerah,
Karena dia orang soedah lemah,
Dia poen soedah mengakoe kalah.
Badjak laoet berdaja oepaja,
Bersepakatan dengan temannja,
Soepaja Djafji kepoenjaannja,
Itoe tanah jang bagoes dan kaja.
Badjak laoet mengirimkan soerat,
Kepada temannja jang mof’akat,
Jang misih ada di tanah melarat,
Minta sendjata dan obat obat!!
Pekakas perang soedah sedia,
Goena merampas tanah jang kaja,
Dan jang poenja dibikin binasa,
Soepaja tanah djadi miliknja.
Banjak orang jang sama diboenoeh,
Oleh si badjak jang djadi tegoeh,
Ditanah itoe mendjadi roesoeh,
si badjak laoet mendjadi moesoeh.
Orang boemi banjak jang melawan
Menjerang keras mati matian,
Soedah tentoe banjak keroesakan,
Banjak orang jang sama di tawan,
Kepala orang boemi jang takoet,
Lebih senang marika menoeroet,
Kehendaknja badjak badjak laoet.
Maskipoen temannja kalang kaboet.
Banjak orang boemi jang ta’ soekak
Toeroet kepalanja jang mengadjak,
Berdamai dengan si badjak-badjak,
Dia ta’ soekak mendjadi boedoek.
“Lebih baik kita orang mati,
Dari pada kita menoeroeti,
Kehendak badjak jang amat kedji,”
Begitoe kata orang jang berani.
Si kepalanja mentjari akal,
Soepaja temannja ta’ menjangkal,
Menoeroet kehendaknja jang nakal,
Boeat menoeroet badjak jang brutaal.
Kepalanja orang boemi,
Tidak memikir dibelakang hari
Tjoema memikir diri sendiri,
Hidoep besar dan berasa moekti.
Marika itoe kena diboedjoek
Oleh temannja jang soedah maboek,
Pangkat besar, pajoeng koening, koeloek,
Itoe barang tanja dia takloek.
Dia takloek pada badjak laoet,
En toch mengakoe orang jang ketoea,
Merentah bangsanja jang menoeroet,
Sabetoelnja dia si pengetjoet.
Si badjak laoet tinggal tertawa,
Karena dia bisa memerentahnja,
Orang boemi jang djadi kepala,
Djoega di pandang seperti Radja,
Si badjak menanam pengaroehnja,
Pada orang jang di bawahkannja,
Agar dia gampang dipidjatnja,
Dan merampas harta bendanja.
Banjak orang tidak mengerti,
Tipoe moeslihat jang mengenai,
Kepada semoea orang boemi,
Sebab ta’ berpikir dalam hati.
Dari itoe orang-orang boemi,
Hidoep melarat setengah mati,
Dia bekerdja seperti sapi,
Tjoema mendapat oeang setali.
Si badjak laoet mendjadi gemoek,
Oeangnja banjak bertoempoek,
Hasilnja banjak tinggal menggaroek,
Saban hari moesti main maboek.
Apa kabar orang boemi sitoe?
Banjak jang mengoeli mikoel batoe,
Badannja roesak hatinja piloe,
Pikiran bingoeng mendjadi denggoe.
Saban hari bertambah tambah,
Bangsa badjak jang datang mitenah,
Ditanah itoe jang amat moerah,
Mentjari makan ta’ dengan soesah.
Djangan tanja lagi orang boemi,
Bertambah soesah mentjari nasi,
Sebab tanahnja jang keloear padi,
Banjak jang sama di djoeali.
Oentoeng sekali si badjak laoet,
Pinter menipoe bisa memikoel,
Soepaja dia bisa menoeroet,
Perentahnja jang tiada patoet.
Badjak laoet semangkin koat,
Pendjaga’annja poen soedah rapat,
Bertambah pinter pat pat goelipat,
Sampai marika itoe bersambat.
Dua sambat sambat minta makan,
Kerna dia soedah kelaperan,
Dan dihinakan seperti chewan,
Oleh bangsa orang pemaboekan.
Badjak laoet ta’ memperdoelikan,
Sambatnja orang jang kelaparan,
Si badjak selaloe meneroeskan,
Mengisap marika sampai pingsan,
Maka hal ini haroes dipikir,
Akan goenanja merobah takdir,
Soepaja kita bisa mengoesir,
Manoesia bangsa orang…..
Semarang, 23-1.2-18
Sinar Hindia 23 Desember 1918. No.255
Dijumput dari: http://manuskripdody.blogspot.com/2011/03/puisi-puisi-mas-marco-kartodikromo.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar