Selasa, 21 Juni 2011

Puisi-Puisi Muhammad Rain

http://www.sastra-indonesia.com/
DARI LAUT

sajak ini dari laut
dikirim Sabang juga Rubiah
padamu bersarang di Banda
ombak mengekor kapal jadi buih
muram mengikut ceruk
sunyi pandangmu air membiru beku
langit nguapi siang sengit

ambillah apa yang sampai
rumahmu karang
dicambahi rumput labuhan

aku telah sandar
ke dalam jangkar hatimu
sedalam-dalamNya.

Berlabuh di Banda dari Sabang, 5 Juni 2011.



TEPIAN SABANG

di tanah Weh ringai mengombak deru air
bergeluncah menyuruki karang gayuti duri perdu
suara pecahan semesta angin mengendangi laut

harpa udara pecah sonarnya
memang seperti ini ketika sore menceracap tebing
suku-suku bercampur di segala losok
kelak di situ sulit membenahi keterpecahan
bandar makin ramai tika malam
orang-orang bercucuk sapa di tingkahi makanan laut

tenda-tenda ditadahi embun pagi
berdereng-dereng melintasi mata besuk
laju jalanan mulai hibuk
para peladang, tukang ikan dan tukang tambal
bersatu mengisi tepian Sabang
sebab sesungguhnya pulau ujung rambut negeri ini
tak punya daratan sehingga ia tak lupa daratan

burung dan pelanduk mengisi kosong sawah
bukit-bukit meninggikan letak pohonan
tak cukup diceritakan sebab melulu tepian
musti datang dan sampai
menyembelam ke dalam resam
menyandarkan kapal ke dalam rejam.

Pulau Sabang-Indonesia, 4 Juni 2011.



NYANYI SIUL

sederhana kupahami rindu ini
nyanyi siul dalam puisi
tangga-tangga mengajakku menuju atap
memandang dari pucuk rumah tonggak tiang
angin datang daun melambai
sore mendengar rimbun siul dari hutan bambu

ketajaman pandan wangi sampai sini
tanah yang turut menanam Melayu di tubuhku
langgam di ambang sore yang lalu
asa menyeberang jauh ke balik pulau

dari cerita-cerita penglipur lara
pintu-pintu sejarah kembali kubuka
menebarkan guratan kejayaan sastra lama
membuncahkan gairah dalam bertanya
kehidupan terus jalan seperti jua kata-kata

adakah lagi kutemui pujangga putih kasih
bersiul sepanjang ngarai dan lembah menuju cerlang
waktu-waktu hadir menemani petani mengolah sawah
siul bagai gembala yang dinyanyikan seruling bambu

aku rindu masa Fanshuri melarikkan cinta suci
aku rindu Amir Hamzah membuncahkan keindahan rasa
aku rindu Buya Hamka mendendangkan kisah putih dua insani

nyanyi siul ini
sampaikah padamu wahai
seperti kesamaan kita mencintai kesusastraan
menumpahkan gelisah di penghujung jaman.

Kamar Sajak, 23 Mei 2011.



HARI DEPAN

selagi darahku buncah akan kusongsong
biar lara jadi bendera
putih tiang dan perlambang aku sedia meradang

hari depan
seperti apakah engkau?
kucari dalam berlembar aksara cita
kharisma wajahmu meleburkan sendu sedanku

hari depan
alangkah tinggi hendak kugapai
rubungi aku dengan basuh matahari
balut wajahku lewat binar bulan

ke sisimu aku akan berada
wahai
hari depan
izinkan aku tetap pulang.

Kamar Sajak, 25 Mei 2011.



SUARA JIWA

kumasuki warna cinta
melarutkan suara jiwa
demi kasih dan sayang
makhluk bernama kekasih

kurumahi senyap sepi
merebahkan sedih lara
agar luap segala cerita
rindu-rindu wajah pencerah

datanglah pulang wahai
bersama arungi danau sukma
binarkan keteduhan bukitan
rimbuni tiap lekuk pendengaran

suara jiwa untukmu
berada serelung dalam
kedukaan pergilah
kebahagiaan datanglah
sapa dalam udara
demi satukan segala rasa
lewat nyanyian pualam sukma.

Kamar Sajak, 23 Mei 2011.



KUMPULAN WARNA LANGIT

langit sedang sepi putih polos
awan menepi rumah menganga terbuka
pilihkan siang panas meruncingi pengap
angin kini jadi penghibur
hapus peluh lelahku
runduk di pinggir dipan
melihat ke seberang cahaya
sungai mengalirkan ikan
ikan berada dalam gerbang angkasa tanpa awan
menepiskan gerah memandang langit berkilau
di atas air yang terus kembara

junjung kemuning di atas gumpalan
matahari kembali berada setelah hujan
haruskah pelangi datang sekedar lewat?
kata warna semaput sukar dibedakan
biru menyaru, merah memamah, hijau menceracau
bila kadang mata berhasil menyekap pawana
bagai mimpi mendapati kemasannya
langit datang dalam tasbih
bumbung di atas atap luka
setelah panas siang meraja
animasi tiada henti

kelembaban udara di bukit
gugusan hijau dedaun menyapa langit
kali ini cuaca makin cerah
melihat geliat burung
melihat hanyut kabut
dua mata ini mencari rona langit
bukakan alis pandang pada gubuk pinggir lereng
lepas merdeka tanpa tetangga
seorang duduk mengerjap ladang
bertanam ilham ia pada kesuburan ranum daratan

hentinya langit beri cahaya
bersenda gurau dengan bulan
ada juga awan di sela-sela rimbun bintang
berkedip juga berkali bintang itu
memaknai tanya sepenuh isi jagat
sudah jauh malam pergi
dingin digigil sendiri
bersandar pagut di tinggi halaman
rumput mulai berembun pada tapak
segala yang gerah kini ikut terbasuh
demi kelak pagi suburkan lagi harapan
memandang langit nikmati
segala kumpulan warnanya lagi
dan lagi.

Langsa-Indonesia, 27 Mei 2011.



JALANKU

sumbu dan lecut jalanku
beri warna segala tanya
kerap temui persimpangan
namun telah kupilih
berpuisi sampai katapun mati

biarkan mata ini menyusap kening senja
biarkan dunia melangkahkan kaki
tak lagi kutunggui bara mekar jadi abu
aku bakar puisi nyala tengah hari
kulit kayu hangus jadi abu dirimukah?

sedang di langit tak lagi ada tanya
dan datang datanglah
dan pulang pulanglah
apa peradaban bisa mencahar

kulihat gunung meletupkan lahar sepi
kobaran api dalam hutan
telah dikira kado ultah kebiadaban

jalanku
apa mungkin kau ikut
singkap badan dudukkan pikiran
meski tak ada lagi kau dapati jawaban
hanya jalanku makin panjang
makin tak bisa kita berteman
dengan kebodohan.

Kamar Sajak, 28 Mei 2011.

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae