http://www.sastra-indonesia.com/
DARI LAUT
sajak ini dari laut
dikirim Sabang juga Rubiah
padamu bersarang di Banda
ombak mengekor kapal jadi buih
muram mengikut ceruk
sunyi pandangmu air membiru beku
langit nguapi siang sengit
ambillah apa yang sampai
rumahmu karang
dicambahi rumput labuhan
aku telah sandar
ke dalam jangkar hatimu
sedalam-dalamNya.
Berlabuh di Banda dari Sabang, 5 Juni 2011.
TEPIAN SABANG
di tanah Weh ringai mengombak deru air
bergeluncah menyuruki karang gayuti duri perdu
suara pecahan semesta angin mengendangi laut
harpa udara pecah sonarnya
memang seperti ini ketika sore menceracap tebing
suku-suku bercampur di segala losok
kelak di situ sulit membenahi keterpecahan
bandar makin ramai tika malam
orang-orang bercucuk sapa di tingkahi makanan laut
tenda-tenda ditadahi embun pagi
berdereng-dereng melintasi mata besuk
laju jalanan mulai hibuk
para peladang, tukang ikan dan tukang tambal
bersatu mengisi tepian Sabang
sebab sesungguhnya pulau ujung rambut negeri ini
tak punya daratan sehingga ia tak lupa daratan
burung dan pelanduk mengisi kosong sawah
bukit-bukit meninggikan letak pohonan
tak cukup diceritakan sebab melulu tepian
musti datang dan sampai
menyembelam ke dalam resam
menyandarkan kapal ke dalam rejam.
Pulau Sabang-Indonesia, 4 Juni 2011.
NYANYI SIUL
sederhana kupahami rindu ini
nyanyi siul dalam puisi
tangga-tangga mengajakku menuju atap
memandang dari pucuk rumah tonggak tiang
angin datang daun melambai
sore mendengar rimbun siul dari hutan bambu
ketajaman pandan wangi sampai sini
tanah yang turut menanam Melayu di tubuhku
langgam di ambang sore yang lalu
asa menyeberang jauh ke balik pulau
dari cerita-cerita penglipur lara
pintu-pintu sejarah kembali kubuka
menebarkan guratan kejayaan sastra lama
membuncahkan gairah dalam bertanya
kehidupan terus jalan seperti jua kata-kata
adakah lagi kutemui pujangga putih kasih
bersiul sepanjang ngarai dan lembah menuju cerlang
waktu-waktu hadir menemani petani mengolah sawah
siul bagai gembala yang dinyanyikan seruling bambu
aku rindu masa Fanshuri melarikkan cinta suci
aku rindu Amir Hamzah membuncahkan keindahan rasa
aku rindu Buya Hamka mendendangkan kisah putih dua insani
nyanyi siul ini
sampaikah padamu wahai
seperti kesamaan kita mencintai kesusastraan
menumpahkan gelisah di penghujung jaman.
Kamar Sajak, 23 Mei 2011.
HARI DEPAN
selagi darahku buncah akan kusongsong
biar lara jadi bendera
putih tiang dan perlambang aku sedia meradang
hari depan
seperti apakah engkau?
kucari dalam berlembar aksara cita
kharisma wajahmu meleburkan sendu sedanku
hari depan
alangkah tinggi hendak kugapai
rubungi aku dengan basuh matahari
balut wajahku lewat binar bulan
ke sisimu aku akan berada
wahai
hari depan
izinkan aku tetap pulang.
Kamar Sajak, 25 Mei 2011.
SUARA JIWA
kumasuki warna cinta
melarutkan suara jiwa
demi kasih dan sayang
makhluk bernama kekasih
kurumahi senyap sepi
merebahkan sedih lara
agar luap segala cerita
rindu-rindu wajah pencerah
datanglah pulang wahai
bersama arungi danau sukma
binarkan keteduhan bukitan
rimbuni tiap lekuk pendengaran
suara jiwa untukmu
berada serelung dalam
kedukaan pergilah
kebahagiaan datanglah
sapa dalam udara
demi satukan segala rasa
lewat nyanyian pualam sukma.
Kamar Sajak, 23 Mei 2011.
KUMPULAN WARNA LANGIT
langit sedang sepi putih polos
awan menepi rumah menganga terbuka
pilihkan siang panas meruncingi pengap
angin kini jadi penghibur
hapus peluh lelahku
runduk di pinggir dipan
melihat ke seberang cahaya
sungai mengalirkan ikan
ikan berada dalam gerbang angkasa tanpa awan
menepiskan gerah memandang langit berkilau
di atas air yang terus kembara
junjung kemuning di atas gumpalan
matahari kembali berada setelah hujan
haruskah pelangi datang sekedar lewat?
kata warna semaput sukar dibedakan
biru menyaru, merah memamah, hijau menceracau
bila kadang mata berhasil menyekap pawana
bagai mimpi mendapati kemasannya
langit datang dalam tasbih
bumbung di atas atap luka
setelah panas siang meraja
animasi tiada henti
kelembaban udara di bukit
gugusan hijau dedaun menyapa langit
kali ini cuaca makin cerah
melihat geliat burung
melihat hanyut kabut
dua mata ini mencari rona langit
bukakan alis pandang pada gubuk pinggir lereng
lepas merdeka tanpa tetangga
seorang duduk mengerjap ladang
bertanam ilham ia pada kesuburan ranum daratan
hentinya langit beri cahaya
bersenda gurau dengan bulan
ada juga awan di sela-sela rimbun bintang
berkedip juga berkali bintang itu
memaknai tanya sepenuh isi jagat
sudah jauh malam pergi
dingin digigil sendiri
bersandar pagut di tinggi halaman
rumput mulai berembun pada tapak
segala yang gerah kini ikut terbasuh
demi kelak pagi suburkan lagi harapan
memandang langit nikmati
segala kumpulan warnanya lagi
dan lagi.
Langsa-Indonesia, 27 Mei 2011.
JALANKU
sumbu dan lecut jalanku
beri warna segala tanya
kerap temui persimpangan
namun telah kupilih
berpuisi sampai katapun mati
biarkan mata ini menyusap kening senja
biarkan dunia melangkahkan kaki
tak lagi kutunggui bara mekar jadi abu
aku bakar puisi nyala tengah hari
kulit kayu hangus jadi abu dirimukah?
sedang di langit tak lagi ada tanya
dan datang datanglah
dan pulang pulanglah
apa peradaban bisa mencahar
kulihat gunung meletupkan lahar sepi
kobaran api dalam hutan
telah dikira kado ultah kebiadaban
jalanku
apa mungkin kau ikut
singkap badan dudukkan pikiran
meski tak ada lagi kau dapati jawaban
hanya jalanku makin panjang
makin tak bisa kita berteman
dengan kebodohan.
Kamar Sajak, 28 Mei 2011.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar