http://sastra-indonesia.com/
Sabda dan Cinta
Ali Subhan
glamor mata melihat gambarmu
menghayal jika ada hasrat membunuhku
mengabaikanmu adalah perjuangan terhebat dalam hidupku
hanya untuk merelakan jika dirimu bukan takdirku
bak lidah berlapis dua
bisa membawa cinta menjauh
bisa mengalirkan kebencian di setiap jaringan sel darah
seperti alam yang waktunya bisa berhenti
untuk memberikan ruang bagi dirimu
melihat jalan berembun…. membeku…. menetes ranting
seperti paruh meneguk air dari sumber padang pasir
mencari cahaya dalam sepi
membagi sendiri untuk sepi seperti tiada henti
tidak…. ini harus diakhiri…
tatap matanya telah melumpuhkan benang retinaku
keanggunannya adalah muslihat dibalik kerudungnya
sihir katanya memalingkanku dari hukum jagad raya
kebaikannya bermotif nafsu setan..
aku tidak ingin membagi selain denganNya
aku hanya butuh menggandengnya
untuk bersama menghiba dikaki kekuasaanNya
Amanda Al Kautsar, 2008
Robin Al Kautsar
telah lahir anakku yang kedua
ponsel se-dunia menuju ke arahku
“Eureka!”
seperti kakaknya
segera kubawa ia ke mihrab nabi
“Ya Tuhan
jadikanlah pula manusia ini
pembela risalahMu”
di bawah lengkung masjid yang sepi
di 17 anak tangganya yang gagah
para malaikat sudah menunggu
dengan seruling, rebana, harpa
tambur dan timphany
mereka beterbangan memainkan musik purba
“Selamat datang, wahai
kekasih Allah yang baru!”
keesokan paginya
marbut menemukan rangkaian mawar jingga
dan ia bertekad merahasiakannya
Jombang, 23 juni 2008
Merapi
Yusuf Suharto
Lahar panasmu telah mengubah semuanya
Para makhluk dan juga manusia berlarian
Meenyelamatkan diri sebisanya
Siapakah yang tahu gejolak alam
Ketika memang telah ditentukan Tuhan
Wahai manusia
Siapakah yang sanggup menghindarkannya
Mayaat-mayat bergelimpangan
Dan tanpa perbedaan
Rasanya seluruh isi alam ikut menangis
Melihat fenomena hidup yang tak terkuasakan
Bukannya Tuhan itu kejam
Tetapi itulah kemestian
Betapapun pahitnya
Bahwa di balik kedukaan
Ada sejuta hikmah
Yang menuntun manusia menjadi berteguh iman
Tanahku Bukan Milikmu
Anjrah Lelono Broto
Bukankah setiap swara miliki gaungnya sendiri? Bukankah
tiap swara yang berdengung yang menyentak yang menjuntai niscaya
akan mencumbu buluh di rerimbun pring petung?
Begitu juga swaramu, anak-anakku.
Bukankah setiap mimpi miliki ujungnya sendiri? Bukankah
mimpi yang berkecambah yang meruah yang mengalir niscaya
akan tersimpan di laci memori pring petung?
Begitu juga mimpimu, anak-anakku.
Bukankah setiap rekah tanah miliki airnya sendiri? Bukankah
rekah tanah yang terlalu memberi ruang yang memberi dendang yang basah niscaya
akan mengubur akar, dahan, hingga dedaun pring petung?
Begitu juga dengan rekah tanah kelahiranmu, anak-anakku.
Berselang waktu,
rerimbun, laci, akar, dahan, hingga dedaun pring petung tersisa bongkah kisah
dalam masa indah tanah tumpah darah.
Berselang waktu, anak-anakku.
Swara-swaramu, mimpi-mimpimu, dan rekah tanah-tanahmu bersendawa dengan nestapa
persenggamaan berlebih tanah dan air. Dhapuran pring petung di sisi kanan
balairung rumah kita tinggal cerita lama terkubur buaian duka lumpur.
Lumpur menjengah telah merampas paksa semua yang berharga dalam hidup kita.
Girilusi, Mei 2010
Hujan Tadi Malam
Zaenal Faudin
Hujan es semalam pecahkan genting
apakah kau dengar petir menyambar
pohon kelapa?
Daun jambu diam berwibawa:
“Kau hanya mimpi, anak muda.”
semalam petir menggelegar menyambar
pohon kelapa, pikirku
Tanah basah segar isyaratkan bahasa
pada kecambah yang semi pagi ini
“Hujan semalam bukanlah mimpi buruk,
hanya hati yang remuk serasa digiring
ke pembuangan Siberia.”
Aku berfikir, apakah tadi malam hujan es
jatuh pecahkan genting?
11 Desember 2007
Rumput; Manfaat dan Kehinaanmu
Lailatul Muniroh
Sungguh heran aku …
Kau tipis kecil …
Kau pun mudah tertiup angin
Kau begitu gampang dibabat
Karena kau berakar pendek dan lunak
Kau kesat
Kau begitu hina
Sejak lahirmu kau berada dibawah sandal para manusia
Kau begitu tak beraturan
Karena kau tumbuh dimana-mana
Usiamu pendek
Bagai bulu ketiak manusia yang mudah sekali dicabut
Bentukmu pun bermacam-macam
Hijau, kuning, coklat, violet
Kau mengkilat dedaunmu
Kau bercabang dan bertangkai
Meski begitu kau ciptaan Tuhan
Tiada yang menduga akan manfaatmu
Dengan manfaatmu …
Hewan ternak bisa memakanmu dengan lembut dan lahap
Bahkan manusia pun bisa memanfaatkanmu
Dan kau dapat juga sebagai penahan air
Karena warnamu hijau
Kau sungguh menyegarkan
Para mata yang memandang
Jika kau dijadikan taman di depan rumah
Sayang … kau kotor dan tak berbunga
Karena tempatmu dibawah sandal para makhluk yang lain.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar