http://cetak.kompas.com/
naga
ketika kau tertidur di bawah ancaman awan hitam aku menjagamu. aku yang menunggu di
balik tabir berabad-abad lamanya hingga kau menyebutku si mendiang, hanya hidup di dalam
kitab, pada lelembar dongengan. aku yang tidak pernah kausebut dalam doamu meski
kaurupakan aku dalam kayu dan perunggu. kuajak pula leluhurmu yang lain agar berjaga-jaga
bersama sampan abu-abu, pelantar hitam, rumah coklat tua, dermaga yang baka oleh garam.
kami akan mencium kau yang letih, memulihkan mimpi anakmu, menjaga guci-guci abu,
melantunkan gurindam—tapi beri kami kopi susu barang seteguk.
lidahku menyemburkan api. aku bisa menghanguskan bahtera dan mendidihkan samudra
paling biru. telah kulumat para lanun, musuh-musuhmu, atau kubuat mereka gila hingga
seluruh rasi bintang menyesatkan mereka. satu legiun memang telah menaklukkan sebuah
kota tapi setelah mereka meminjam lidah-apiku. tapi itu dulu. sebelum badai waktu
menumpasku dan kau melupakan aku. maka aku mati—tidur panjang, sebenarnya—sampai
sisa-sisa abu menepuk punggungku. tubuhku seperti baru dicipta kembali, lembut dan teramat
muda: darahku merah jambu. maka kurapal kembali mantra-mantraku, kudaras lagi jurus-
jurusku, kunyalakan bola mustikaku. beri aku tiga sulur asap hio.
tapi kau telanjur melupakan aku. aku melata sendirian di angkasa dan turun sebagai seorang
penagih derma di perjamuanmu. aku telah menyaru sebagai kekasih paling memabukkan tapi
kautumpahkan aku hingga tubuhku menggenangi malam-malam yang belum dicipta. sebagai
pesulap termahir aku telah terusir di pesta ulang tahun anakmu. aku terlunta dan mengendap
di dasar tidurmu, mengutuki diriku hingga kau tenggelam dalam lautan airmataku, dalam
belitan mimpi buruk. kau menjerit-jerit dan terjaga dengan leher seperti baru dicekik. kau
memanggil-manggil namaku.
kini, sekali lagi, panggillah aku yang bersemayam di langit dan di bumi—dalam sumsum
tulang belakangmu. maka aku akan bangkit dengan kasih dan dendam yang tak mungkin
ditampung sajak ini.
2009
pengakuan pohon merah
1
setiap pagi aku bangkit dari mimpinya. seraya menggoyangkan rerantingku, lembar-lembar
daunku membuka-menutup. plak, plak, plak…. lantas alun serunai dari kelopak bungaku
memanggilnya ke taman itu. “inilah aubade penunda perang dan penuaan, nak.” ia lantas
berlari-lari seriang anak kambing, menikmati guguran tubuhku, dan begitu lelah ia tidur di
bawah timbunan dedaun merahku. sedang sebelumnya di atasnya adalah 1000 matahari,
langit kosong hingga lapis ketujuh. putih melulu. guguran tubuhku pula yang memerahkan
kertas putih ini dan membuat ia bermimpi tentang hujan merah yang menelan sebentang
gurun. begitu air surut segalanya memang tampak mati. tapi segera kembaranku tumbuh di
sana, berbiak banyak-banyak.
kini ia tahu kenapa sebatang pohon sepertiku lebih mulia ketimbang sebuah kitab suci. sebab
telah ia sesap kelezatan buahku agar ia paham mengapa ia telanjang. mengunyah daunku
membuat ia bermimpi tentang segala keajaiban. adapun getahku telah ia tenggak agar ia
senantiasa awas di malam-malam buta. sedang kitab suci membuat ia jadi renta, bermimpi
tentang perang dan neraka paling gila. menerakan dosa dan doa di mana ia bisa. pohon
sepertiku mengisap semuanya dan mengembalikannya sebagai udara termurni di pangkal
pagi.
di bawah guguran tubuhku ia segirang kitiran bambu yang terus berputar meski semesta
angin telah menyimpan seluruh tenaga mereka untuk badai esok pagi. maka ia berdoa untuk
segala kemerahanku, tuanku.
2
pada mulanya aku hanyalah rangka bening. lebih bening dari ubur-ubur, lebih sia-sia dari
arwah penasaran. sedang kau gumpalan getah merah yang mengambang dan pencemburu.
kau mengembang seluas alam yang baru dicipta hingga rangkaku tersedot dan lebur di dalam
merahmu. lantas aku tumbuh sebagai pohon merah dengan bebuah yang lezat dan
mencerdaskan, tak tertandingi oleh pohon lain. akulah yang menggoda anak itu, juga ular
pemalas itu, masuk ke taman ini. sebab ia dan kekasihnya terutama, kelewat lapar, terlalu
ingin tahu.
lantas mereka terusir. aku kesepian. sekujur tubuhku gatal. bebuahku merana dalam
keranuman….
iseng-iseng kudatangi seorang pelukis. kanvasnya seluas langit dan kuasnya sebatang pohon
raksasa dengan bebulu dari hewan paling buas. kuminta, “rupakan aku.” sebatang pohon
merah di ujung taman, atau mengambang di angkasa, akan tampak ajaib bukan? maka ia
melukis dengan penuh hasrat dan kehati-hatian. ia berhasil menggambar tubuhku tapi
merahku seperti enggan menampakkan diri. ia melukis bukan-pohon-merah, bukan-hutan- merah yang menyesaki langit dan bumi. lantas ia putus asa dan lari ke dalam hutan itu,
mengutuk seluruh merah yang pernah dan masih ada, membenamkan diri ke dalam lumpur
hitam.
aku adalah merah di atas kuasa kaum berkuas, tuanku.
kini aku tahu kenapa aku juga lebih mulia ketimbang kata. sebab pernah pula aku datangi
seorang penganyam kata, yang kata-katanya bisa memindahkan sorga ke dunia. kataku,
“katakan aku.” maka ia mengambil penanya dan mencelupkan ujungnya pada tinta hitam
(kenapa tidak getahku?) dan mulai menulis. aku menunggu ia berlama-lama hingga
tersusunlah kitab-kitabnya tentangku, tentang hutan dan pohon-pohon di seluruh dunia. kini aku tahu ia hanyalah seorang pemburu pikun yang gagal memerangkap aku meski dengan
jaring dari mimpinya sendiri. ia terus menulis hingga penanya meneteskan api dan
terbakarlah ia dan kitab-kitabnya.
3
akulah biang kerok dari semua ini. jangan salahkan mereka yang kelewat lapar dan terlalu ingin tahu, tuanku. tapi kau telanjur telah mengusir mereka….
2009
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar