Senin, 28 Juni 2010

Puisi-Puisi W. Haryanto

http://www.jawapos.com/
MALAM BULAN JULI

Embun terputus ke pinggir gapura: kupu-kupu berbagi
peran dengan bayangan, masjid yang terkurung penat
dengan tanda koma. Ketika malam habis, rambutnya
merentang memungut bulan yatim piatu,
lama ia menghibur diri dan lekat dengan perpindahan,
ia seperti kekasih yang iseng dengan bunga kertas,
sebelum pagi, ia seperti sepi, ia mata yang tak berpaling
cuma tatapan yang licik, lalu menyingkir ke pinggir subuh
seperti warna Juli yang gelisah. Ketika malam tinggal setitik
pada jambangan bunga, ia seolah menjauh dari kampung,
warnanya tak mau bicara, tinggal buih, tinggal kepulan
teramat getir ia mendengar debar subuh,
tak cukup tema dalam pelariannya. Ketika pagi datang
ia mengeras lalu tersekap dekat semak, malam bulan Juli
cuma arang yang pura-pura menekuni catatan cinta
ia terdampar dalam kata, janji yang kecut dan ia berbisik,
”aku buta dan tak tahu bedakan rasa” — ia larut,
prenjak tak mau meraba, ia cuma perpindahan warna,
di seberang: ketika selat usai di jam 3 dini hari,
ia tak berkenalan dengan dunia, ia jauh dari daratan,
sejenak rindu, sejenak curiga
kepada subuh. ia seperti sebuah komedi,
ia tak menyangka jika ingatan bisa dikubur dalam pasir,
di malam bulan Juli telah habis lampu di meja, selebihnya,
cuma lenguhan…

(2009)



KERONCONG BURUNG

1
keroncong itu mati dekat sumur. Alpa,
seperti jalan pasir
setiap pagi. Tak ada berita yang luang,
kepadaku: perahu-perahu lepas tambatan,
begitu samar tatap kelasi….
laut itu…
aku ingin muda, gigih dibakar pada dinding,
lalu teriak lantang, ”tak cukup besok,
akh, janjimu melulu gincu,” maka aku
tak lagi bertanya,
adakah kenyataan makin surut
dengan kepala tertunduk?
Telah habis kata…
ketika datang separo bulan. Lata
yang bubuhkan warna luang lewat mata
kelewat jalang: TIDAK. Ini bukan kepekaan
yang menyulut kemudi
menyisir pantai penat, pelabuhan-pelabuhan
dengan kincir, burung-burung hitam dari
alam lain. Keroncong itu
terputus. Tanpa penghubung. Tinggal kini
aku ingin menyentuh kesalahan
kesalahan kecil, saling berpaling muka
pada kedai, lalu merasa kehilangan
seperti dulu. Matahari kuning tua,
”akh, pelarian ini –kadang
tertinggal dalam kamar. Tak punya surga,
ya, semalam itu, aku menjadi tekun
bersama orang-orang kakilima
– memutar kincir. Sampai tua,
lalu sia-sia.”

2
Lebih dekat aku pada angin, lama, lalu terberai
dalam pecahan-pecahan gelap: tak pernah genap
muatan dan kesan. Kota pertama
bahkan tak tertera, sajak ini, pilihan ini
tak tenang memilih kata,
aku bahkan tak menuliskankannya: kau
enggan pada esok, jangan bayangkan aku berdiri
pada kesan itu, kau segera gusar pada warna
warna yang kububuhkan. Dekat Beringharjo
mungkin kau tak suka mendengar
bunyi cambuk. Lalu anjing-anjing hutan
menemukan separuh bulan
yang telungkup. Kesepianku. Masih
karena arah yang tak pasti,
kadang dengan acuh
aku seperti tak sengaja
memilihkanmu
satu rangkaian
kepastian. Dan selalu ada
sebelum musim terbiasa
meniadakan. TIDAK. Karena tak kumau
berkarib pada nadamu yang luang
atau kain yogyamu yang mengekang,
Tentu karena pilihanku lebih
lencir bersama orang-orang gardu
memutar kartu.

(Yogya, 2005)



LAGU GUNUNG
buat Tengsoe Tjahjono

Bergegas, sepi mencapai kavaleri
yang mual dan bersorak
cinta dan sihir; anak-anak ternak dengan
pandangan yang patahkan
letak mendung
kita kendalikan arah lava
sampai ke urat-uratnya
10 tahun usai janji diingkari
batu-batu yang tak beruntung
bertahun-tahun,
”ada pesan gemuruh
yang memisahkan kita dari rindu
anak sekolah: trembesi di ujung jalan
dan kita tarikan Syiva
senantiasa hijau. Letak pasir. Langkah
langkah kita, subuh terakhir
yang lama didiamkan.”

(Ngagel, 16 April 2006)



NUN

Maut!
Bulan bimbang dikecupmu
Tak cukupkah?
Maut!
Pucuk-pucuk tebu direngkuhmu
Tak damaikah?
Maut!
Bila terpandang kabut di dahimu
Tak cintakah?

(2004)

*) Lahir di Surabaya 1972. Alumnus Fakultas Sastra Universitas Airlangga ini menulis puisi, esei, dan naskah drama. Bekerja di Balai Bahasa Surabaya.

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae