Rabu, 10 Maret 2010

Puisi-Puisi Pringadi AS

http://oase.kompas.com/
Ilustrasi pemilu

Tentang Merah Warna Kakinya
sejak semula ia tahu: merah warna
kakinya membuat ia ingat darah bapaknya
yang bunuh diri mengiris nadi di tangan kiri
atau ibunya yang kemudian sakit-sakitan
batuk semakin parah sampai berdarah-darah
tak mampu berobat ke dokter di klinik dan rumah sakit
mana pun

(dan) sejak semula ia tahu: merah warna
kakinya telah memerahkan tanah yang sudah
dijejak atau disentuhnya. dibeli sepatu, merah sepatunya
pakai kaus kaki pun merah kaus kakinya. dan di
malam pertama ia baru sadar istrinya turut memerah
saat kakinya dilipat di antara tubuh penuh keringat
(yang sedang bergumul dengan nikmat)

ia lari menjerit, memandangi cermin yang
menampakkan merah matanya dan
merah tubuhnya yang membuatnya lebih menjerit
lalu keluar memandangi langit yang juga memerah
dan udara memerahkan nafasnya membuat ia
memegangi rambutnya yang juga berubah merah

(sejak semula ia (tidak) tahu: merah warna
kakinya tak bisa membuat ia membedakan
warna-warna)



Pe(m)ilu

tak usah pilih kaus mana yang hendak kupakai
di masa kampenya damai. mana saja kuterima
apalagi jika disertai berlembar rupiah entah itu
biru atau merah atau hijau pun bolehlah. asal
tak kurang itu.

kau ajak aku konvoi ke senayan pun tak masalah
asal tak lupa kau gantikan bensin yang biasa habis
untuk narik ojek sampai petang sebab tlah dipecat
aku dari kerjaku akibat krisis ekonomi kemarin.

dan tak usah kau paksa aku jadi tim sukses yang
mempromosikan dirimu sebagai caleg, entah itu
apa kepanjangannya : calon budeg kah? ah tak
masalah asal rupiah kau titipkan di kupiahku
yang sudah kumal dan bulukan.

tapi untuk hak pilih tak bisa kaupaksa. aku terima
apa saja tapi hak pilih adalah privasi seperti hak
opsi yang kautawarkan dalam perjanjian. asasi
yang dilindungi peraturan dan undang-undang
bisa kutuntut di mahkamah jika kau paksa.



Soneta: Matahari Baru

Kaki ini sudah bosan melangkah
Ketika aku mendengarmu berujar pelan:
Suatu saat manusia akan kehabisan tingkah.
“Matahari pun akan redup,” bisikmu pelan.

Tapi bukankah masih ada bulan
Yang tak pernah kehabisan rindu
Yang selalu singgah di banyak genangan
Bahkan di bola matamu yang bulat seperti gundu

“Matahari itu mati?” tanyamu lagi;
Aku turut terengah, tak ingin percaya
Tidak, matahari tak boleh mati
Mana pun, entah selatan entah utara

maka kita menjadi cahaya
menjadi matahari baru
Kisah Seorang Pembaca
Helai kafan membuatmu ingat betapa harta tak
Pernah akan ditanya penjaga kubur. Pun betapa
Gagah tubuhmu yang tak pernah absen latihan
Fitness tiga kali seminggunya.

Tapi betapa ilmu membuatmu pandai berkelit
Dari setiap Tanya yang diucap. Betapa kautahu
Siapa Tuhanmu dari kitab yang kau baca dan
Nabimu yang mengeluarkan hadits-hadits yang
Tak pernah kau dustai.

Dan betapa kau pernah membaca betapa lucu
Abu Nawas yang memesan kafan yang kusut
Agar makin pandai ia berkelit ketika ada Tanya
Yang tak bisa ia jawab dengan menipu
Serdadu serba patuh bahwa ia adalah ruh
Lama yang telah bosan ditanya.

Tapi Tuhan tahu. Maha Tahu betapa licik makhluk
Hendak mencari celah bagaimana menjawab
Setiap Tanya yang akan diajukan. diubahNya peraturan
Untuk mengganti ujian lisan dengan tulisan
Dengan jumlah soal puluhan.

Dan betapa mulutmu menganga tak pernah menyangka
Bahwa ilmu yang kaubaca selama hidupmu takkan lagi
Bisa berguna. Takkan lagi bisa kau pakai untuk berkelit
Dari setiap Tanya sebab seluruh hidupmu kauhabiskan
Untuk belajar membaca dan membaca itu sendiri tanpa
Pernah meluangkan waktu untuk MENULIS.



POP

Bob atau fof yang kudengar atau telingaku yang salah menangkapnya entah karena budaya sunda membuatku lupa apa beda f dan p atau tiba-tiba b yang mengintervensi hendak menyaingi

bukan masalah bob atau fof atau pop yang melabeli produk-produk kekinian; mencirikan hedon yang menghidupi malam yang sebelumnya sunyi. tapi bintanglah tapi bulanlah yang cemburu, betapa tak ada lagi anak-anak kecil berlarian dan menyanyikan betapa indah dirinya menyinari malam atau betapa berjuta kemilau telah menciptakan berbait lagu yang menjadi favorit jika mereka disuruh maju menyanyi di pelajaran kesenian

tapi kini, bob atau fof atau pop telah juga mengudeta nyanyian-nyanyian lalu yang tak ada bulan tak ada bintang. hanya cinta, cinta, dan CINTA.



Ka(ba)ret

Hendak kupisahkan hijaiyah ke dua yang melekat di tubuhmu agar asing kata-kata dapat kau ikat seperti rambut yang mengurai sebelum rontok satu per satu. Atau betapa peran membuat begitu banyak topeng yang menarikan lengking-lengking suara persis pekik ibu saat meregang nyawa (regang seperti tubuhmu).

Petani-petani lupa betapa busuk aroma tak lagi hinggap di hidung. Malah ia sampirkan di kidung paling agung. di butir-butir beras yang ia tanak di waktu paling duka, tanpa cahaya.

Kami lupa betapa rigid kata-kata di setiap perintah. betapa kami tak pernah taat di waktu lima yang tak boleh alpha. sengaja kami ulur kami julurkan tangan kami agar merenggang waktu meregang tubuh

o, bapak-bapak bau kemenyan dengan setelan baju yang tak murahan, betapa lupa harga seperti tubuh kami yang renggang yang tak pernah kami ikat dengan erat. seperti gerak tubuh kami yang lentur menarikan desing bunyi

apapun, hingga kami ingat betapa kami pernah menyebut hijaiyah dengan terbata.
---

*) Pringadi Abdi Surya (semenjak terbit antologi Puisinya "Alusi" oleh penerbit PUstaka puJAngga, Juni 2009, mengubah nama penanya: Pringadi AS). Lahir 18 Agustus 1988. Beberapa kali memenangkan lomba cerpen seperti HOLY Award dari kabarindonesia dan juara harapan di kolomkita. Puisi-puisinya juga pernah dimuat di beberapa portal sastra seperti kompas.com dan fordisastra.

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae