http://www.kompas.com/
Puisi seorang ndoro untuk babunya
Minah…
kamu sudah lima tahun nderek ndoromu
sudah saya anggap jadi keluarga
Pada hari raya nanti
Kamu saya belikan kalung emas 5 gram
Sebagai penghargaan atas loyalitas pengabdianmu
Tapi saya minta kamu tidak pulang
Nanti saya kasih tambahan hadiah satu kali gaji"
Minah tidak memberi jawaban
Tapi raut mukanya jelas menyatakan penolakan
Para babu ketika lebaran
Susah ditahan untuk pulang
Susah diajak kompromi untuk berbincang
Tak mau diiming imingi uang
Menahan pembantu pulang
Seperti menahan gelombang pasang
Percuma ........ia pasti pulang kandang
Tanpa babu kita memang kelimpungan
Tanpa babu para ndoro kelihangan keseimbangan
Akhirnya para ndoro mbaboni
Masak seterika dan cuci sendiri
rasanya kesel sebel capek dan pusing
Anak-anak, suami dan isteri kekompakannya diuji
Akhirnya berantem saling iri
Tiga hari sebelum lebaran
Minah nekat pamit pulang
Rambut disasak model lohan
Kacamata cengdem warna hiitam
Pakaian nya merah menyala agak kusam
Hp barunya dikalungkan
"ndoro saya pulang….."
Setelah lebaran
Babu ditunggu babu diharap
Janji janji tinggal janji
Tanggal datang tak ditepati
mbolos kantor bakal terjadi
Dapat babu baru
Belum tentu cocok membantu
Masih bodo telmi dan lugu
Harus diajari berapa minggu
Salah dimarahi, kabur tak tentu
Saya kirim sms ke Minah
“Kapan balik lagi saya tunggu”
Minah menjawab sms
“Maaf Ndoro, saya lagi honey moon jangan diganggu”
Jakarta, 28 September 2008
puisi babu kepada ndoronya
ndoro saya pulang dulu
setahun sudah berlalu
inilah kebahagiaan kami para babu
jangan... jangan halangi aku
saya musti pulang
ketemu para kadang
kangen simbok kangen bapak
juga pak lik bu lik dan adik2
babu itu juga manusia
biarkan sementara
kami bebas maki dan cerca
bisa pamer handpone didesa
"ndoro kalau perlu sms saya"
ndoro..selamat menggantikan tugasku
mencuci piring .mencuci baju.. menyapu
menyiapkan makan.. menutup pintu
maaf aku pulang kapan semauku
selamat menggerutu
lebaran adalah hari raya para babu
hari hari sengsara ndoro ndoroku
Guantanamo
Di sebuah tempat
di teluk guantanamo kuba
di luar jurisdiksi amerika
digunakan untuk penjara
untuk menghukum teroris dunia
Bila penjara itu di wilayah amerika
jelas melangar undang-undangnya
sebuah plintiran rekayasa
menyelesaikan sementara
tapi sorotan tajam ham dunia
tak pernah melepasnya
11 september 2002 tahun rembulan
amerika sang adidaya dipermalukan
world trade center lambang kedigdayaan
oleh osama bin laden diledakkan
Dua pesawat bajakan ditabrakkan
dua gedung seperti krupuk dihancurkan
merasa kebingungan dan dilecehkan
genderang perang langsung dinyatakan
melindungi warganya dari ancaman
Orang-orang tak berdosa mati sia-sia
dua ribu orang lebih jadi korbannya
tergencet beton terpanggang api
mereka mati sia-sia
Tindakan preventif berlebihan dilakukan
perang lawan terorisme dicanangkan
penggeledahan dilakukan
balas dendam diproklamirkan
Sebuah penjara
untuk para tersangka disiapkan
yang dicurigai dicomot dimasukan
tanpa proses pengadilan
Para tersangka itu
diminta untuk mengaku
segala cara dilakukan
segala cara dihalalkan
dalam perang hanya dua pilihan
menembak atau ditembak
Para tersangka itu
dengan rayuan atau kekerasan
diminta memberi kesaksian
metode teror diterapkan
bila seseorang takut kegelapan
di ruang bawah tanah is dimasukkan
Bila pesakitan belum mengaku
dengan setrum disiksa sampai pingsan
dengan jepitan dibuat mengerang-erang
dengan pukulan badan jadi biru lebam
kesakitan fisik akan melahirkan pengakuan
yang tak bersalah bisa bisa mati duluan
Bila tetap tak mengaku
dokter dan psikolog didatangkan
pesakitan diperiksa dan dicari kelemahan
dokter yang sumpahnya menyembuhkan
justru memberi sakit yang berlebihan
di sini tak ada hukum
di sini tak ada ham
yang ada balas dendam
dan luapan kebencian
Amerika bilang mereka teroris
mereka bilang amerika teroris
kita tak tahu siapa yang teroris
orang-orang mati dan carat berjatuhan
orang-orang tak berdosa jadi korban
ohh...saling balas dendam
kenapa selalu terjadi dalam kehidupan?
Penindasan melahirkan ketakutan
ketakutan melahirkan kenekatan
sehingga mati bunuh diri
bagi si tertindas adalah kebahagian
karena dapat melepaskan
katup dendam dan kebencian
Mereka yang dilepaskan
luka batin menggores sukma
sakit hati tak mungkin diobati
balas dendam tiap saat dapat diledakkan
Guantanamo
yang teroris sebenarnya siapa?
guantanamo
monumen kebencian dan balas dendam
Guantanamo
monumen hak asasi yang dilecehkan
oleh negara yang menganjurkan demokrasi
Bom bunuh diri tetap saja berdentuman
korban orang-orang tak berdosa berjatuhan
guantanamo tak pecahkan permasalahan!
Jakarta, 21 juli 2005
Palu Keadilan
Ketika pekerja pukulkan palu
tembok bata hancur jadi debu
palu pekerja hasilnya pasti dan tentu
Ketika hakim ketukkan palu tembok keadilan adakah di situ?
belum tentu
Mencari keadilan yang sesungguhnya
di belantara penuh mafia
hanya menguras tenaga dan harta
kalau kita tak kuat.... kita jadi gila
Lihatlah polisi, pengacara, hakim, dan jaksa
dengan leluasa merampok keadilan kita
budaya menyogok menangkan perkara
budaya disogok oknum-oknumnya
membuat peta keadilan bergeser jadinya
calo-calonya gentayangan di sekitar kita
apakah keadilan itu hanya miliknya
pengusaha-penguasa dan calo perkara?
Melihat palu di pengadilan
kita seperti melihat hantu
seram...menakutkan
palu di pengadilan
seharusnya menjadi malaikat penyelamat
memberi rasa aman dan tenteram
Palu itu sendiri merasa
dirinya sangat tersiksa
merasa sangat berdosa
selalu jadi alat pelaksana
menjalankan pekerjaan mafia
dan tak bisa menolaknya!
Palu ini berharap
ada perubahan mendasar
konsep hukum peninggalan penjajah
sesuai kemajuan zaman
menjerat kejahatan kerah putih yang belum terjamah oleh hukuman yang setimpal
Palu ini berharap
sebuah sistem akurat
pengawasan melekat
dan kontrol masyarakat bisa jadi penyelamat
Ketika palu diketuk
untuk perkara yang adil is terharu
masih ada keadilan di negeriku
Palu itu melihat tanpa-tanda itu
bertahap ada perbaikan satu demi satu pemberantas hidupnya was-was
tanpa dukungan kita pasti kandas
Melihat palu di pengadilan di sini
rasanya pingin semua kita curi
lalu semua kita ganti
tapi apakah gantinya nanti
tidak terkontaminasi?
Jakarta, 22 oktober 2005
Tempe
Dianggap sepele
manfaatnya gede
bahan bakunya kedele
diberi ragi menjadi tempe
Orang jawa menemukan
orang jepang mematenkan
kita bingung kan?
Tempe digoreng...sreng hangat dilahap...hap gurih
disantap...tap cabe
dikletus...tus
dimakan lauknya luwe aduh enake!
Bila istrimu galak
pingin jadi jinak
berilah makan tempe
Bila suamimu ganas
supaya tidak beringas
berilah makan tempe
Bung karno bilang
jangan jadi bangsa tempe
jadilah bangsa gede
Sekarang aku bilang
jadilah bangsa tempe
asal di dunia perannya gede
Bangsa tempe
menyehatkan diri sendiri
asal jangan jadi bangsa memble
melarat tak apa asal pede
Bila kita makan tempe
irit pengeluaran
baik untuk kesehatan
beri banyak lapangan pekerjaan
jadi makanlah tempe!
Jakarta, 4 maret 2005
Ciliwing Teater Orkestra
Samar-samar terdengar suara azan pagi
dan radio transistor melantunkan jali-jali
di sepanjang ciliwung wilayah dki
selalu ada upacara ritual terjadi
lelaki clan wanita bergegas pergi
di tepi kali mereka berhenti memelorotkan celana...ah uh ah uh lalu sunyi
Kemudian terdengar bersahutan bunyi-bunyi
dut...dut...bret...plung ..plung...
suara musik berbunyi dut...dut...bret...plung...plung...
suara musik bernyanyi
kombinasi bunyi angin terjepit
dan bunyi benda kuning jatuh di kali
riuh-rendah bagai simfoni
tiba-tiba "bluung"
bunyi anak ngintip kecemplung kali
Samar-samar terdengar suara azan pagi
dan radio transistor melantunkan jali-jali
bebek riang beryanyi "kwek kwek kwek kwek"
ayam jantan berkokok "kukukuruk kok"
burung gereja bernyanyi "cit cit cit cit"
anak anjing berantem "kaing kaing kaing"
anak-anak mandi "byur byur byur byur"
sambil menabuh ember dengan gayung "breng breng"
ibu mencuci pakaian "pyok pyok pyok pyok"
"cuuuuuuuur" bunyi air kencing jatuh ke kali
"ngeoong" bunyi kucing kawin serangan fajar di pagi hari
dan "hap" bunyi ikan lele menyantap tahi
riuh-rendah bagai simfoni
tanpa malu-malu ibu-ibu telanjang mandi "byur byur" tiba-tiba "bluung"
bunyi bapak ngintip kecemplung kali
Di atas jamban asap rokok mengepul pelan
yang lelaki
menutup hidungnya dengan jari
sambil mendekap burungnya dengan tangan kiri
yang wanita menutup auratnya di tempat tersembunyi
sambil melamun menikmati bau tahi
Tiba-tiba ada yang lari sambil memegang perut
dan di tepi jamban teriak "cepetan perut gue sakit"
dari dalam teriak "sama dong"
"wah gile, gue jadi kecerit nih"
dari dalam teriak lagi "sama dong"
"gue ngeri nih, ini celana dalam babe gue"
"mendingan, ini celana dalam pacar gue"
akhirnya dua celana dalam dibuang ke kali
gara-gara gado-gado mak indun
satu rt mencret berkali-kali
dan celana-celana dalam berurutan mengapung di kali
Orang bule itu bilang
"oh my god ... fantastic
we see something different"
ia ngomong beneran atau ngledek kita tak tahu
"oh my god ... fantastic
what kind of perfume we smelt
a unique thing i have never smelt"
saya jawab tegas
"i thing it's combination smelt jasmine and tahi"
"what is tahi"
"it's something like ajinomoto"
biasanya kita ditipu bule, kali ini bule kita kibuli
Dengan celana pendek dan pakaian kumal sekali bule-bule gila sarapan pagi di tepi kali
sambil menyantap ikan lele goreng tadi
saya tanya padanya "is it delicious?"
"oh yes, of course and very chrispy"
Kali ciliwung dalam guinness book of record
ternyata telah tercatat
sebagai wc terpanjang di dunia
Kali ciliwung dalam peta teater dan musik alam
ternyata menyimpan musik orkestra
yang paling unik dan ganjil di dunia.
Jakarta, 10 juli 2006
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar