Sabtu, 14 Maret 2009

Puisi-Puisi Fauzi Absal

http://sastrakarta.multiply.com/
SESOBEK ANGIN

sesobek angin mula-mula
mengembara di benua-benua di agama-agama:
sesobek angin!
hanya angin sesobek - "cukup" - katanya
menyayangi namaku. sesobek angin
adalah berita adam terguling

sesobek angin bercengkerama di pelabuhan
berjodoh dengan denyutku
sesobek angin merayakan pelaminan
membongkar kucir lilin menetapkan darah:

sesobek angin membubuhkan berkah kunang-kunang
sambungan nasib moyangku!

sesobek angin memuat kerlap-kerlip ikan
sesobek angin adalah makna
atau taman makna
adalah bahasa arwah.
sesobek angin menemukan mata
menemukan telinga menemukan mulut
memperoleh leher memperoleh kemaluan
memperoleh kegairahan dalam hidupku

sesobek angin adalah berita persembahan
adalah berita mengenai kincir angin di surga



MATA ZAMAN

Mataku ini makin menyala
sebelah jadi bajingan sebelah jadi pelacur
telah semakin sempurna menyamarkan kebenaran
baik dan buruk telah sama-sama percaya diri
pada suatu pesta yang menenung hati nurani

mataku kini adalah sepasang mempelai yang gembira
merayakan keajaiban makna
membuat kota-kota menggeram dan marah
sibuk dan bingung
dengan api unggun yang mencekam
mataku mengembara
merencanakan suatu dunia jadi pasar malam
berdampingan langsung bangunan bordil
tatapannya menembus perahu layar dalam hati kecilmu.
artinya

apakah lilin putihmu yang masih menyala
tahan amukan cuaca?

1995



HALUSINASI DUNIA KELAM

"Di dunia kelam
semua orang ingin tampak jadi pahlawan." kata mataku yang
kelam
"Itu peradaban yang tidak beradab," kata mataku yang
putih
"Kebajikan terbit dengan cara ajaib dan mati secara
gaib," kata mata kakiku
"Ada burung hantu yang suka menakuti kita," kata kaca
mataku yang kiri
"Hei, ada ular membentuk karangan bunga di cakrawala,"
kata manik mataku
"Wah, ada yang menguntit kita," kata bulu mataku
"Ada orang makan orang," kata mata tetanggaku
"Ada yang lihat? Ada orang berjalan dengan kepalanya,"
kata mata penggemar jambu bol
"Hei, jangan Kau tinggalkan daku. Mohon
Jangan Engkau tinggalkan daku," kata doaku yang rabun dan
sembab

1991



OBSESI ESKALATOR

Semua bangunan patah tak sampai pada puncaknya
Karenanya permohonan-permohonan dengan ruangan
berlantai banyak. Eskalator itu meluncur ke bawah
dengan suara mesin berat yang harus kami sangga

Merambat-rambat di udara yang dindingnya berkapur
garam. Sedikit banyak kami adalah rombongan
cacing yang akhir-akhir ini tersedot
Terdorong jadi rakus
Kami sudah mengenakan helm menyibukkan lalu-lintas
di parit-parit di lembah-lembah dan bukit-bukit
dan di segala penjuru saluran industri

Kami bernafsu besar tinggal landas dari lantai
paling bawah. Apa yang selalu kami ingat
adalah sejarah. Kami adalah tokoh-tokoh sejarah
dengan dinding-dinding garam. Bahkan gunung, bukit
dan langit bergaram terus-menerus meneteskan
garam industri

Kami terus-menerus di sini seolah sembuh
semangat kami. Kami sudah mengenakan helm
Tapi eskaltor itu meluncur ke bawah
dengan peralatan berat yang harus kami sangga

1988



CATATAN DARI KASONGAN

Membangun wilayah, menekuni tanah liat
Ada ia, menyambung sejarah warisan leluhur, yakni
Memahami impian bumi pertiwi
Sembari bertegur sapa dengan irama pariwisata
Atau kata Gibran: "Mencintai kehidupan dengan bekerja"
dalam ayunan sang nasib yang beringas
Ia rumuskan kehendak zaman elektronik-informatika
dalam bentuk-bentuk patung gerabah komuditas
Ada naga ada jago ada gajah ada katak
atau celengan masa depan dipoles aksesori
namun betapa aroma tanah liatnya:
Bertautan antara kerajinan dan cocok tanam
Superman atau ksatria baja hitam tidak menjadi obsesinya
Barangkali karena tidak perlu
mengganggap zaman ini penuh dusta dan kekerasan
Sumeh saja seperti menghadapi tustel-tustel dari kota besar
yang banyak maunya
Lakoni saja pandom kehidupan yang nyasar-nyasar mau ke mana

Di tengah-tengah jagad manusia yang ngendon polutan
Masa depan toh masih terjaga dalam semilir setiap adzan
menghampar ladang dan pebukitan dengan
palawija dan jewawud padi-padian
‘Palagi perjuangan mengisi kemerdekaan
tak ‘kan pernah ada habisnya
Dan jantung kota Malioboro yang jauh di sana
Bukanlah puncak nomor gencet-gencetan.
Ya, membangun wilayahnya, membangun jiwanya
memahami tanah litany

1995

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae