Kamis, 22 Januari 2009

Puisi-Puisi Fauzi Absal

http://sastrakarta.multiply.com/
MENGAJARI KUPU-KUPU

Kita benamkan dalam air
Kolam tujuh bidadari mandi
Lalu kita angkat
Kita goreng di bawah terik matahari telanjang
Sampai klojotan
Kita ajari ia
Patah hati
Kita bawa bertamu
Pada sahabat di negeri sukses
Kita remas-remas
Lantas masukkan dalam kulkas
Sementara kita ngoborol tentang kehidupan
Yang hangat penuh kasih lagi mesra
Kita ajari ia menggigil
Kedinginan

Kita seret ke dunia industri
Sementara gusur-menggusur terus belangsung
Kita biarkan kandas hingga kuyub
Biar terolah lalu tertempa lalu tercor
Lalu terbeton
Lalu kita sekolahkan mendalami mata pelajaran dia
Agar terbiasa mengolah jeritan
Hingga sorotan matanya keras dan rasional
Belum, belum selesai
Kita ikat ia dengan benang merah
Pada gema adzan yang membersamai reputasi zaman
Agar terbawa terbang
Ke mana angin bertiup

1996



MELIHAT KUPU-KUPU

hati siapa terkirim lewat kupu-kupu
ia terbang kian kemari di udara wening. sunyi
melintasi pesta bisik
merendah, meninggi, meliuk dan menukik
menari-nari hanya berbekal cahya mentari
sedang cinta kasihnya menunggu di sayap
tak kenal cuaca dan waktu.
ia menggiring siapa mata yang memandang
dalam kelelahan
2007



SUNGAI

di puing-puing di bagu-batu di terjal-terjal
hati terus menetes mengalir
mengulum panas mencumbu dingin di tebing-tebing
memantulkan bulan meredam matahari menegakkan ayat-ayat
hati terus mengalir seperti air rindukan bentuk
menawar hujat menentang debat melawan kantuk
menterjemahkan gertakan dari kerling mata zaman
yang menikam

07



KETIKA MENDUNG BERBAGI RASA

Ada yang senantiasa harus dijaga
dari lambaian negeri orang-orang terhanyut
yang menjauhkan hati dari nurani
nadi dari detak jantungnya.
Sebagaimana semut dan rayap siang malam
memelihara sarangnya, yakni
mimpi-mimpi merpati sepasang menegakkan kedamaian
dalam pondok pagupon mungil di emperan.
Betapapun dihajar panas-dingin gejolak.
Ada yang senantiasa harus dipertahankan
dalam tiada hentinya musim menyenandungkan himne
tangisan alam silih berganti
membuntuti rasa sakit karena ulah oknum
sakit jiwa manusia

07



DALAM TIDUR SIANGKU

Jalan raya inilah usus besarku.
Denyut nadi dan suara-suara ambisi
berawal dari diriku sendiri bermuara
ke dalam diriku sendiri.

Aku bercakap-cakap mabuk impian sampai dini hari
memeras hati katak untuk
sampai ke dalam diriku sendiri.

Aku berjumpa seorang kyai
wajahnya setampan emas murni
dalam himpitan brosur suatu negeri
aku bagai loyang menggigil dalam auranya
surgaku telah ambyar menjadi kota besar.

Aku bersua seorang pastur
doanya bagai kapas putih membubung ke langit biru
"tapi aku tidak mengaku dosa"
dosaku sekujur tubuh telah meleleh jadi peradaban
dunia.

Aku bertemu seorang panglima perang yang gagah perkasa
camkan diriku sendiri "aku bukan kau"
senjataku telah berbalik menhunjam jantungku
aku kalah oleh diriku sendiri.

Aku berkenalan dengan seorang penyair pemuja perdamaian
"bukan kau", jiwaku sudah jadi medan sengketa
realita guna merebut diriku sendiri
dari manipulasi nilai dan harga.

Aku gila aku geli gula-gula dunia
seperti gelandangan berkembang cakar-cakarnya

Melewati jalan raya maha panjang ini
seraya menertibkan kegalauan, ada tanda-tanda
aku bukan siapa saja.

Bila ada orang tertawa seperti dendeng diiris-iris
tukan masak, jangan ragu-ragu: itulah aku
penyair praktis dari dunia pragmatis.

Sukmaku menggeliat dari perut ular naga yang kronis.
Aku tendang kata-kata rayuan gombal seperti bola kaca
atau gelas piala yang diperebutkan hingga pecah
berantakan.

Aku berangkat dari fatamorgana satu ke fatamorgana lain
hanya beringsut dari nol min ke nol plus.

Sudahkah kalian baca?
Hidup ini semakin karikatur semata.
Aku berikan diriku sepenuh hati, lalu kukuras kembali.

Jangan bicara tentang musyawarah denganku
selama aku masih merasa kekurangan
nanti bisa kurampok hak-milikmu.

Hidup ini karikatur semata.
Aku-kau jadi tertawaan para ahli kubur.
Sudahkah kalian bosan merasakan?

Aku-kau dipersatukan dalam ukuran-ukuran yang semakin
mahal menggelisahkan.

Camkan!
Dalam tidur siangku sering bermimpi
kalian berbisik-bisik dalam telingaku
bersemangat merusak segala kaidah
karena hubungan teori dan kenyataan
semakin tak masuk dalam perhitungan akalmu

1987-2007

Tidak ada komentar:

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae