http://sastrakarta.multiply.com/
MENGAJARI KUPU-KUPU
Kita benamkan dalam air
Kolam tujuh bidadari mandi
Lalu kita angkat
Kita goreng di bawah terik matahari telanjang
Sampai klojotan
Kita ajari ia
Patah hati
Kita bawa bertamu
Pada sahabat di negeri sukses
Kita remas-remas
Lantas masukkan dalam kulkas
Sementara kita ngoborol tentang kehidupan
Yang hangat penuh kasih lagi mesra
Kita ajari ia menggigil
Kedinginan
Kita seret ke dunia industri
Sementara gusur-menggusur terus belangsung
Kita biarkan kandas hingga kuyub
Biar terolah lalu tertempa lalu tercor
Lalu terbeton
Lalu kita sekolahkan mendalami mata pelajaran dia
Agar terbiasa mengolah jeritan
Hingga sorotan matanya keras dan rasional
Belum, belum selesai
Kita ikat ia dengan benang merah
Pada gema adzan yang membersamai reputasi zaman
Agar terbawa terbang
Ke mana angin bertiup
1996
MELIHAT KUPU-KUPU
hati siapa terkirim lewat kupu-kupu
ia terbang kian kemari di udara wening. sunyi
melintasi pesta bisik
merendah, meninggi, meliuk dan menukik
menari-nari hanya berbekal cahya mentari
sedang cinta kasihnya menunggu di sayap
tak kenal cuaca dan waktu.
ia menggiring siapa mata yang memandang
dalam kelelahan
2007
SUNGAI
di puing-puing di bagu-batu di terjal-terjal
hati terus menetes mengalir
mengulum panas mencumbu dingin di tebing-tebing
memantulkan bulan meredam matahari menegakkan ayat-ayat
hati terus mengalir seperti air rindukan bentuk
menawar hujat menentang debat melawan kantuk
menterjemahkan gertakan dari kerling mata zaman
yang menikam
07
KETIKA MENDUNG BERBAGI RASA
Ada yang senantiasa harus dijaga
dari lambaian negeri orang-orang terhanyut
yang menjauhkan hati dari nurani
nadi dari detak jantungnya.
Sebagaimana semut dan rayap siang malam
memelihara sarangnya, yakni
mimpi-mimpi merpati sepasang menegakkan kedamaian
dalam pondok pagupon mungil di emperan.
Betapapun dihajar panas-dingin gejolak.
Ada yang senantiasa harus dipertahankan
dalam tiada hentinya musim menyenandungkan himne
tangisan alam silih berganti
membuntuti rasa sakit karena ulah oknum
sakit jiwa manusia
07
DALAM TIDUR SIANGKU
Jalan raya inilah usus besarku.
Denyut nadi dan suara-suara ambisi
berawal dari diriku sendiri bermuara
ke dalam diriku sendiri.
Aku bercakap-cakap mabuk impian sampai dini hari
memeras hati katak untuk
sampai ke dalam diriku sendiri.
Aku berjumpa seorang kyai
wajahnya setampan emas murni
dalam himpitan brosur suatu negeri
aku bagai loyang menggigil dalam auranya
surgaku telah ambyar menjadi kota besar.
Aku bersua seorang pastur
doanya bagai kapas putih membubung ke langit biru
"tapi aku tidak mengaku dosa"
dosaku sekujur tubuh telah meleleh jadi peradaban
dunia.
Aku bertemu seorang panglima perang yang gagah perkasa
camkan diriku sendiri "aku bukan kau"
senjataku telah berbalik menhunjam jantungku
aku kalah oleh diriku sendiri.
Aku berkenalan dengan seorang penyair pemuja perdamaian
"bukan kau", jiwaku sudah jadi medan sengketa
realita guna merebut diriku sendiri
dari manipulasi nilai dan harga.
Aku gila aku geli gula-gula dunia
seperti gelandangan berkembang cakar-cakarnya
Melewati jalan raya maha panjang ini
seraya menertibkan kegalauan, ada tanda-tanda
aku bukan siapa saja.
Bila ada orang tertawa seperti dendeng diiris-iris
tukan masak, jangan ragu-ragu: itulah aku
penyair praktis dari dunia pragmatis.
Sukmaku menggeliat dari perut ular naga yang kronis.
Aku tendang kata-kata rayuan gombal seperti bola kaca
atau gelas piala yang diperebutkan hingga pecah
berantakan.
Aku berangkat dari fatamorgana satu ke fatamorgana lain
hanya beringsut dari nol min ke nol plus.
Sudahkah kalian baca?
Hidup ini semakin karikatur semata.
Aku berikan diriku sepenuh hati, lalu kukuras kembali.
Jangan bicara tentang musyawarah denganku
selama aku masih merasa kekurangan
nanti bisa kurampok hak-milikmu.
Hidup ini karikatur semata.
Aku-kau jadi tertawaan para ahli kubur.
Sudahkah kalian bosan merasakan?
Aku-kau dipersatukan dalam ukuran-ukuran yang semakin
mahal menggelisahkan.
Camkan!
Dalam tidur siangku sering bermimpi
kalian berbisik-bisik dalam telingaku
bersemangat merusak segala kaidah
karena hubungan teori dan kenyataan
semakin tak masuk dalam perhitungan akalmu
1987-2007
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Mustofa Bisri
A'yat Khalili
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah El Khalieqy
Acep Syahril
Acep Zamzam Noor
Adi Toha
Adrian Balu
AF Denar Daniar
Afrizal Malna
Agus Manaji
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunarto
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Maltuf Syamsury
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Ala Roa
Aldika Restu Pramuli
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfiyan Harfi
Ali Makhmud
Ali Subhan
Amelia Rachman
Amie Williams
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Andry Deblenk
Anggie Melianna
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Aprinus Salam
Ariandalu S
Arieyoko Ksmb
Arya Winanda
As Adi Muhammad
Asep Sambodja
Atrap S. Munir
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Badaruddin Amir
Bakdi Sumanto
Bambang Darto
Bambang Kempling
Bambang Widiatmoko
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sudjibto
Bernard S. Y. Batubara
Binhad Nurrohmat
Budhi Setyawan
Budi Palopo
Bustan Basir Maras
Chairul Abhsar
Chavchay Saifullah
Cut Nanda A.
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Afriady
Dadang Ari Murtono
Daisy Priyanti
Daysi Priyanti
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Desti Fatin Fauziyyah
Dewi Kartika
Dharmadi
Diah Budiana
Diah Hadaning
Dian Hartati
Didik Komaidi
Dimas Arika Mihardja
Djoko Saryono
Dody Kristianto
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Edy Lyrisacra
Effendi Danata
Eimond Esya
Eka Budianta
Eko Hendri Saiful
Eko Nuryono
El Sahra Mahendra
Ellie R. Noer
Elly Trisnawati
Emha Ainun Nadjib
Endang Supriadi
Endang Susanti Rustamadji
Eny Rose
Eppril Wulaningtyas R
Esha Tegar Putra
Esti Nuryani Kasam
Etik Widya
Evi Idawati
Evi Melyati
Evi Sefiani
Evi Sukaesih
Fadhila Ramadhona
Fahmi Faqih
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Fikri MS
Fina Sato
Firman Wally
Fitrah Anugerah
Frischa Aswarini
Gampang Prawoto
Ghaffur Al-Faqqih
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gunawan Maryanto
Gunoto Saparie
Gus tf Sakai
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hari Leo
Haris del Hakim
Hasan Al Banna
Hasan Aspahani
Hasta Indriyana
Helga Worotitjan
Heri Latief
Heri Listianto
Heri Maja Kelana
Herlinatiens
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Ibnu Wahyudi
Ikarisma Kusmalina
Ike Ayuwandari
Ilenk Rembulan
Imam S Arizal
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Iman Budi Santoso
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indrian Koto
Isbedy Stiawan ZS
Iwan Gunadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Johan Khoirul Zaman
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Saputro
Jufri Zaituna
Jusuf AN
Kadek Wara Urwasi
Kadjie Bitheng MM
Kartika Kusworatri
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Kirdjomuljo
Kurnia Effendi
Kurniawan Junaedhie
Kurniawan Yunianto
Kusprihyanto Namma
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lailatul Muniroh
Landung Rusyanto Simatupang
Lela Siti Nurlaila
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Linus Suryadi AG
Liza Wahyuninto
Lubis Grafura
Lutfi Mardiansyah
M. Badrus Alwi
M. Faizi
Maghfur Munif
Maghie Oktavia
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maqhia Nisima
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mario F. Lawi
Marwanto
Mas Marco Kartodikromo
Mashuri
Mathori A. Elwa
Matroni el-Moezany
Maya Mustika K.
Mega Vristian
Miftahul Abrori
Mohammad Yamin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muntamah Cendani
Mustiar AR
Mustofa W Hasyim
Mutia Sukma
Nadjib Kartapati Z
Nanang Suryadi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Noor Sam
Nunung S. Sutrisno
Nur Iswantara
Nur Lodzi Hady
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Pariyo Adi
Pringadi AS
Pringgo HR
Puisi-Puisi Indonesia
Purwadmadi Admadipurwa
Puspita Rose
Putri Sarinande
R. Toto Sugiharto
Rachmat Djoko Pradopo
Raedu Basha
Ragil Suwarno Pragolapati
Rakai Lukman
Rama Prabu
Ramadhan KH
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Ribut Wijoto
Rikard Diku
Robin Al Kautsar
Rozi Kembara
Rudi Hartono
Rusydi Zamzami
S Yoga
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Selendang Sulaiman
Seli Desmiarti
Sigit Sugito
Sihar Ramses Simatupang
Siska Afriani
Sitok Srengenge
Sitor Situmorang
Slamet Rahardjo Rais
Slamet Widodo
Sosiawan Leak
Sreismitha Wungkul
Sri Harjanto Sahid
Sri Jayantini
Sri Setya Rahayu
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunardi KS
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutirman Eka Ardhana
Syifa Aulia
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Triaton
Tengsoe Tjahjono
Tharie Rietha
Thowaf Zuharon
Timur Sinar Suprabana
Tita Maria Kanita
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Ulfatin Ch
Umbu landu Paranggi
Unieq Awien
Usman Arrumy
W. Haryanto
W. Herlya Winna
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyu Subuh
Warih Wisatsana
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Widi Astuti
Wiji Thukul
Winarni R.
Y. Wibowo
Yonathan Rahardjo
Yosi M Giri
Yudhi Herwibowo
Yudhiono Aprianto
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Yuswan Taufiq
Yuswinardi
Zaenal Faudin
Zainal Arifin Thoha
Zamroni Allief Billah
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar