Minggu, 01 Februari 2009

Puisi-Puisi Beni Setia

http://jurnalnasional.com/
ADZAN SHUBUH

debu dan asap
hiruk-pikuk itu
membubung memenuhi langit

dan dini hari itu
diam-diam Allah
menurunkan embun

ajakan jernih
rindu putih
-- ”pulanglah …” ajak-Nya

23/5. 2008



MEMORABILIA 1

: perlahan-lahan, pada kertas merang,
yang nanti pelan-pelan dipilin: waktu
nyelipkan bubuk mesiu. sulur panjang
memanjang dari jam ke jam, dari hari
ke hari. sampai pada pagi itu, sehabis
mandi, saat mabuk aroma kopi
meledak
-- siapa yang bisa menduga waktu itu

23/5.2008



MEMORABILIA 2

kuburkan penyair itu di tempat jauh
-- teduh atau tak teduh --: di mana
tak seorang yang mengenalinya. selain
”sore itu ia datang terpincang-pincang …”

”tanpa ktp,” kata koran. dan si penyair itu
tersenyum. tenang melepas lelah. terbebas
dari apa-apa yang telah ditulisnya di buku-buku
[-- kuburan penyair tanpa nama itu tak bertanda]

23/5.2008



ZIARAH

sekali waktu setapak dihapus rumput
dan disembunyikan semak-perdu. kau
terlunta-lunta. tak tahu harus bagaimana

burung-burung bercericit tajam, angin
meriapkan daun jambu, mengagetkan
10 kepompong yang mau jadi kupu-kupu

lalu suara ricik air dari kali itu
mengisyaratkan ada yang pergi
dan tak pernah kembali. seperti rindu + cinta

23/5.2008



NOSTALGIA

sekali waktu kepala mengetik
dan mata mengerjap-ngerjap
ditimpa kenangan dari 43 tahun lalu

saat tak ada chatting, tak ada monitor,
tak ada keyboard, dan meja tanpa cpu
: hanya tatapan dengan jari yang diremas

lalu pesawahan terbuka lepas panen
dengan bubungan asap jerami basah
isyarat luka perpisahan yang amat purba

23/5.2008



KAMIS PETANG

angin berkesiur lagi. bagai jutaan ibu
yang serentak bangkit dari kuburan
[tsunami] di aceh dan mencari anak mereka

sementara para suami jadi batu karang
kadang lumut di dermaga dan lumpur
yang terpercik ombak. serentak mencari anak

dan anak mereka? seperti setiap kanak-kanak
: riang naik ke langit. berjumpalitan di awan
dan tidak henti mengejar-ngejar matahari. riang

-- ditumbuhi sayap. tetap tidak kenal duka dunia

23/5.2008



MEMO

gajah mada menunggang kuda. mengawal
hayam wuruk keliling desa. dalam kalbu:
siapa yang paling agung dan kekal berkuasa?

1 syawal 1428 h



TAHAJUD MENURUT ALIEFYA

antara pot mawar dan kamboja
-- di teras: terselip hp jingga
tiap dini hari berdering. bening
bagai sulur bilah kaca disapu angin

suara apa itu, gumanmu. antara
kemarin dan kini ada kelenting
: tanda 999 sms masuk -- alpa
dibaca. amplop biru pembuka gerbang

Engkaukah itu? -- guman rindu dini hari

23/11. 2007



USAI

tidak seperti sepak bola, seusai menulis
puisi tak ada tukar-menukar baju. cuma
rokok. paginya [biasanya]: aku terjaga
bersiul-siul. berak. lega tanpa gangguan apa-apa

20/11. 2007



DINI HARI

bagai bangkai memendam larva
sebelum belatung muncul, bagai
daun-daun luruh dicumbu hujan
sebelum terurai humus ladang bambu

: setapak berkabut. tanda rentangan
jadi tiada di dekat kuburan. angin
menyapu cuat ranting meluruhkan
embun. satu-dua gemeritik dari pipimu

“yang dari laut kembali ke lautan,”
kata burung hantu. cecurut terbirit
memasuk liang di tepi tebing di bawah waru
jalan burai. rentang kenang mengorak jejak

1/12.2007



SEL

beri aku sebatang rokok, sekilas
nyala korek api yang mengoyak
kelam. sesaat sebelum segala sekarat

-- telah lama malam menempatkan
bayangan pada tubuh, ketika nafas
dijauhi tatap, telinga meraba-raba,
dan nyeri mengisi pendar kunang-kunang

angin di luar, kenangan di luar,
angan-angan di luar. jadi lintah
melekat pada pintu bagai karat,
bagai lumut menyebar aroma amis merindu

beri aku jendela, beri aku bulan penuh
dan suara kanak main injaki bayangan
beri aku siang, sengat kilau matahari
dan suara adzan sebelum lahat kalian timbun

: katakan jam berapa sekarang? apa
masih ada antrian minyak tanah dan
beras? apa bendera kita belum koyak terbalik?

23/5.2008



SELEPAS KORAN PAGI

seperti air dan arus sungai, seperti
jeram dan gemuruh jatuh, seperti
matahar pagi dan bayang-bayang
yang dipaksa beringsut dari barat
: kita dalam waktu dan ruang berbeda

angin di rimbun jambu, sulur putih bunga
jatuh berserakan. setapak menjadi lengang
ketika kanak terakhir memasuki gerbang
sekolah. tinggal kertas alas harum-manis
terguling-guling, terpuntir-puntir. sendiri
dan pada gelas kosong terpantul wajah sunyi

kembali bersama Allah, kembali bersama
Allah lagi. menyimak diri mengekalkan
lelap sendirian. ”berapa jarak antara kita, kini?”

23/5.2008



MENJELANG PETANG

kadang-kadang jalan berliku di lembah mengapungkan
suara cerecah ban, deru mesin, bunyi tuter, serta telau
sunyi. lalu burung-burung yang dibimbing instink bikin
sarang dengan saling memanggil dari pohon yang beda.
tanda penghujan mau menulis pangkal kemarau, seiring
biji rumput terakhir kian matang dan bersiap-siap akan
meloncat bersama kesiur angin. menyelinap. menunggu
hujan terakhir -- atau eksekusi ayam dan burung-burung
liar. pas saat matahari memindahkan bayangan rerimbun
sawo, di antara derak langkah resah domba dari kandang,
pas sebelum bunyi semburan air dari selongsong jantani
dua bocah yang terus mengunyah umbut rumput. di situ,
gunung biru teduh itu, berkata, ”kami mengajari magma
untuk menahan amarah, berzikir memekatkan sabar, dan
tawakal menunggu isyarat …”
indonesia berhati-hatilah

23/5.2008.

A. Mustofa Bisri A'yat Khalili Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah El Khalieqy Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adi Toha Adrian Balu AF Denar Daniar Afrizal Malna Agus Manaji Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunarto Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Maltuf Syamsury Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Ala Roa Aldika Restu Pramuli Alfatihatus Sholihatunnisa Alfiyan Harfi Ali Makhmud Ali Subhan Amelia Rachman Amie Williams Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Andry Deblenk Anggie Melianna Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Aprinus Salam Ariandalu S Arieyoko Ksmb Arya Winanda As Adi Muhammad Asep Sambodja Atrap S. Munir Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Badaruddin Amir Bakdi Sumanto Bambang Darto Bambang Kempling Bambang Widiatmoko Beni Setia Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sudjibto Bernard S. Y. Batubara Binhad Nurrohmat Budhi Setyawan Budi Palopo Bustan Basir Maras Chairul Abhsar Chavchay Saifullah Cut Nanda A. D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Afriady Dadang Ari Murtono Daisy Priyanti Daysi Priyanti Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Desti Fatin Fauziyyah Dewi Kartika Dharmadi Diah Budiana Diah Hadaning Dian Hartati Didik Komaidi Dimas Arika Mihardja Djoko Saryono Dody Kristianto Dorothea Rosa Herliany Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Edy Lyrisacra Effendi Danata Eimond Esya Eka Budianta Eko Hendri Saiful Eko Nuryono El Sahra Mahendra Ellie R. Noer Elly Trisnawati Emha Ainun Nadjib Endang Supriadi Endang Susanti Rustamadji Eny Rose Eppril Wulaningtyas R Esha Tegar Putra Esti Nuryani Kasam Etik Widya Evi Idawati Evi Melyati Evi Sefiani Evi Sukaesih Fadhila Ramadhona Fahmi Faqih Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fatimah Wahyu Sundari Fauzi Absal Felix K. Nesi Fikri MS Fina Sato Firman Wally Fitrah Anugerah Frischa Aswarini Gampang Prawoto Ghaffur Al-Faqqih Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Gunawan Maryanto Gunoto Saparie Gus tf Sakai Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hari Leo Haris del Hakim Hasan Al Banna Hasan Aspahani Hasta Indriyana Helga Worotitjan Heri Latief Heri Listianto Heri Maja Kelana Herlinatiens Hudan Hidayat Hudan Nur Ibnu Wahyudi Ikarisma Kusmalina Ike Ayuwandari Ilenk Rembulan Imam S Arizal Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Iman Budi Santoso Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indrian Koto Isbedy Stiawan ZS Iwan Gunadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Johan Khoirul Zaman Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Saputro Jufri Zaituna Jusuf AN Kadek Wara Urwasi Kadjie Bitheng MM Kartika Kusworatri Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Kirdjomuljo Kurnia Effendi Kurniawan Junaedhie Kurniawan Yunianto Kusprihyanto Namma Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lailatul Muniroh Landung Rusyanto Simatupang Lela Siti Nurlaila Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Linus Suryadi AG Liza Wahyuninto Lubis Grafura Lutfi Mardiansyah M. Badrus Alwi M. Faizi Maghfur Munif Maghie Oktavia Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marwanto Mas Marco Kartodikromo Mashuri Mathori A. Elwa Matroni el-Moezany Maya Mustika K. Mega Vristian Miftahul Abrori Mohammad Yamin Muhammad Ali Fakih Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muntamah Cendani Mustiar AR Mustofa W Hasyim Mutia Sukma Nadjib Kartapati Z Nanang Suryadi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Noor Sam Nunung S. Sutrisno Nur Iswantara Nur Lodzi Hady Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Pariyo Adi Pringadi AS Pringgo HR Puisi-Puisi Indonesia Purwadmadi Admadipurwa Puspita Rose Putri Sarinande R. Toto Sugiharto Rachmat Djoko Pradopo Raedu Basha Ragil Suwarno Pragolapati Rakai Lukman Rama Prabu Ramadhan KH Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Ribut Wijoto Rikard Diku Robin Al Kautsar Rozi Kembara Rudi Hartono Rusydi Zamzami S Yoga Sahaya Santayana Saiful Bakri Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Selendang Sulaiman Seli Desmiarti Sigit Sugito Sihar Ramses Simatupang Siska Afriani Sitok Srengenge Sitor Situmorang Slamet Rahardjo Rais Slamet Widodo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Harjanto Sahid Sri Jayantini Sri Setya Rahayu Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunardi KS Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutirman Eka Ardhana Syifa Aulia Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Ranusastra Asmara Teguh Triaton Tengsoe Tjahjono Tharie Rietha Thowaf Zuharon Timur Sinar Suprabana Tita Maria Kanita Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Ulfatin Ch Umbu landu Paranggi Unieq Awien Usman Arrumy W. Haryanto W. Herlya Winna W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyu Subuh Warih Wisatsana Wayan Sunarta Weni Suryandari Widi Astuti Wiji Thukul Winarni R. Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yosi M Giri Yudhi Herwibowo Yudhiono Aprianto Yurnaldi Yusri Fajar Yusuf Suharto Yuswan Taufiq Yuswinardi Zaenal Faudin Zainal Arifin Thoha Zamroni Allief Billah Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae